TAJUKNASIONAL.COM Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menuduh dua warga Ukraina terlibat dalam aksi sabotase yang meledakkan jalur kereta api di dekat Warsawa pada Sabtu (15/11).
Dugaan itu memicu kekhawatiran meningkatnya operasi intelijen asing terhadap infrastruktur vital Polandia, terutama yang terhubung dengan jalur logistik menuju Ukraina.
Insiden terjadi di sekitar desa Mika, sekitar 100 kilometer dari ibu kota. Ledakan tersebut merusak rel pada jalur Warsawa–Lublin, yang menjadi salah satu akses penting menuju perbatasan Ukraina.
Tusk menegaskan bahwa aksi tersebut “kemungkinan besar bertujuan meledakkan kereta”, mengindikasikan adanya potensi serangan yang lebih besar.
Pada Selasa (18/11), Tusk menyampaikan bahwa dua warga Ukraina yang diduga pelaku bertindak atas instruksi intelijen Rusia.
Jalur ini kerap digunakan untuk lalu lintas logistik yang mendukung Ukraina, mitra strategis Polandia sejak invasi Rusia pada 2022.
Baca Juga: Rusia Gempur Ibu Kota Ukraina, Delapan Warga Luka Akibat Serangan Rudal Balistik
Meski demikian, pemerintah Polandia belum membocorkan identitas keduanya karena proses penyelidikan masih berlangsung.
Otoritas menyebut kedua tersangka telah beroperasi cukup lama di Polandia dan bekerja untuk kepentingan intelijen Rusia.
Dugaan Aksi Jaringan Sabotase yang Lebih Luas
Selain insiden di Mika, sabotase juga terjadi pada saluran listrik di wilayah Pulawy, sekitar 50 kilometer dari Lublin.
Jaksa Polandia menyelidiki kasus ini sebagai bagian dari aksi teror terhadap infrastruktur strategis negara.
“Tindakan ini memicu bahaya terjadinya kecelakaan lalu lintas darat yang membahayakan nyawa, kesehatan orang, serta harta benda besar,” demikian pernyataan otoritas investigasi.
Beruntung, kerusakan di kedua titik tersebut telah diperbaiki dan tidak ada korban luka.
Namun, rangkaian insiden ini menambah daftar panjang sabotase, kebakaran, dan serangan serupa yang meningkat sejak dimulainya perang Rusia–Ukraina.
Salah satu tersangka disebut pernah divonis dalam kasus sabotase oleh pengadilan di Lviv pada Mei lalu.
Pelaku lain berasal dari wilayah Donbas, kawasan Ukraina yang dikuasai Rusia.
Keduanya diketahui memasuki Polandia melalui Belarus pada musim gugur 2025 dan melarikan diri ke Belarus setelah ledakan terjadi.
Secara keseluruhan, otoritas Polandia telah mengamankan 55 orang terkait dugaan sabotase asing, dengan 23 orang ditahan untuk penyelidikan lanjutan.
Baca Juga: Pesawat Tempur Su-30 Alami Kecelakaan di Rusia Barat Laut, Seluruh Awak Tewas
Kremlin Balik Menuding Polandia Russofobia
Pernyataan Tusk langsung memicu respons keras dari Kremlin. Juru bicara Dmitry Peskov menuding pemerintah Polandia bersikap “Russofobia” dan terlalu cepat menyalahkan Rusia atas insiden yang terjadi.
“Rusia dituduh segala bentuk perang hibrida maupun serangan yang berlangsung,” ujar Peskov kepada media Rusia.
Hubungan diplomatik kedua negara memang memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Polandia telah membatasi aktivitas diplomat Rusia dan menutup dua konsulat Rusia sebagai respons terhadap ancaman keamanan yang meningkat.
Ketegangan Regional Memanas
Ledakan rel kereta di Polandia ini dinilai pengamat sebagai bukti bahwa operasi sabotase lintas negara semakin meningkat di Eropa Timur, terutama sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.



