TAJUKNASIONAL.COM Pasukan Israel cegat 13 kapal Global Sumud Flotilla di perairan internasional menuju Gaza. Sebanyak 210 aktivis ditangkap, memicu protes dunia atas blokade Israel. Kapal-kapal tersebut tergabung dalam Sumud Flotilla Global, sebuah misi internasional yang berupaya menembus blokade laut menuju Jalur Gaza, Palestina.
Armada ini membawa ratusan aktivis dari berbagai negara serta bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza yang telah hidup di bawah blokade sejak 2007.
Melansir salah satu media ternama Internasional Al Jazeera, pada Kamis (2/10/2025), setidaknya 13 kapal dicegat di perairan internasional sekitar 70 mil laut (130 kilometer) dari pesisir Gaza pada Rabu (1/10/2025) malam.
Sebanyak 210 aktivis ditangkap setelah pasukan angkatan laut Israel mengambil alih kendali kapal dan menggiringnya menuju wilayah Israel.
Baca Juga: FIFA Serahkan ke UEFA Terkait Nasib Israel Dilarang Tampil di Piala Dunia 2026
Armada Global Pro-Palestina
Gerakan Global Sumud Flotilla terdiri atas lebih dari 40 kapal sipil yang mengangkut sekitar 500 aktivis pro-Palestina dari 37 negara.
Di antara mereka terdapat 30 peserta asal Spanyol, 22 dari Italia, 21 dari Turki, dan 12 dari Malaysia.
Juru bicara flotilla, Saif Abukeshek, menjelaskan bahwa sekitar 30 kapal lainnya masih berusaha melanjutkan perjalanan meski berhadapan dengan kapal perang Israel.
“Kami memiliki sekitar 30 kapal yang masih berjuang menjauh dari kapal-kapal militer pasukan pendudukan untuk mencapai pantai Gaza,” ujarnya.
Sebelum pencegatan berlangsung, armada mengalami gangguan komunikasi akibat tindakan militer Israel yang memutus sinyal dan mencegah pengiriman pesan darurat.
Bahkan, siaran langsung para aktivis dari atas kapal sempat terhenti.
“Sekitar pukul 20.30 waktu setempat, kapal Alma, Surius, dan Adara dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan Israel di perairan internasional,” tambah Abukeshek.
Baca Juga: Timnas Israel Terancam Dilarang FIFA, Presiden AS Donald Trump Lakukan Intervensi Diplomatik
Kontroversi Blokade Gaza
Israel sejak awal telah memperingatkan bahwa mereka akan menghentikan armada dengan alasan mencegah pelanggaran blokade laut yang dianggap sah.
Namun, klaim tersebut ditentang komunitas internasional karena dinilai bertentangan dengan hukum maritim internasional.
Blokade terhadap Gaza diberlakukan sejak Hamas mengambil alih wilayah tersebut pada 2007.
Lebih dari dua juta warga Gaza hingga kini hidup dalam kondisi terbatas, dengan akses terhadap makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok dikontrol ketat oleh Israel.
Meskipun muatan bantuan yang dibawa flotilla relatif kecil, misi ini memiliki tujuan simbolis dan politis: membangun koridor laut permanen menuju Gaza sebagai jalur kemanusiaan.