TAJUKNASIONAL.COM Israel menolak upaya perdamaian dengan Suriah meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong dialog dan perjanjian keamanan antara Tel Aviv dan Damaskus.
Sikap tersebut ditegaskan langsung oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, yang menyebut negaranya tidak berada di jalur menuju perdamaian dengan Suriah.
Pernyataan itu disampaikan Katz dalam sesi tertutup Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset pada Rabu (26/11/2025).
Dalam forum tersebut, Katz mengklaim terdapat ancaman keamanan serius dari wilayah Suriah, termasuk dugaan aktivitas kelompok Houthi Yaman.
“Israel tidak bergerak menuju perdamaian dengan Suriah karena ada kekuatan di dalam perbatasan yang berpikir untuk menyerang kota-kota di Golan,” klaim Katz, seperti dikutip Anadolu Agency.
Baca Juga: Israel Haramkan Android untuk Komunikasi Operasional Militer, Hanya Izinkan iPhone demi Keamanan
Ia juga menuding bahwa kelompok Houthi diduga beroperasi di Suriah dan bahkan merencanakan “invasi darat” ke wilayah utara Israel. Tuduhan tersebut semakin memperkuat alasan Tel Aviv untuk mempertahankan sikap keras terhadap Damaskus.
Selain isu Houthi, Katz menyebut komunitas Druze di Suriah menjadi salah satu perhatian utama pejabat Israel.
Menurutnya, kondisi keamanan di Suriah selatan berpotensi memicu instabilitas yang berdampak langsung terhadap Israel.
“Pasukan Israel siap untuk campur tangan sekali lagi, termasuk dengan menutup perbatasan, jika terjadi insiden apa pun di Suriah selatan,” ujar Katz dalam pernyataan terpisah yang dikutip lembaga penyiaran publik Israel, KAN.
Hingga kini, tidak ada tanggapan resmi dari pemerintah Suriah maupun kelompok Houthi terkait klaim yang disampaikan Menteri Pertahanan Israel tersebut.
Pemerintah Suriah sebelumnya berulang kali menegaskan bahwa mereka menjamin hak yang sama bagi seluruh kelompok masyarakat di negaranya.
Damaskus juga menuding Israel menggunakan isu komunitas Druze sebagai dalih untuk mencampuri urusan dalam negeri Suriah.
Tuduhan tersebut muncul di tengah meningkatnya aktivitas militer Israel di wilayah Suriah pascarezim Bashar Al Assad runtuh pada akhir 2024.
Baca Juga: Israel Gempur Gaza dan Tepi Barat di Tengah Gencatan Senjata
Dalam beberapa bulan terakhir, pertemuan antara Israel dan Suriah sebenarnya sempat digelar dengan tujuan mencapai kesepakatan keamanan.
Salah satu poin utama pembahasan adalah penarikan pasukan Israel dari zona penyangga Suriah yang didudukinya sejak Desember 2024.
Namun, alih-alih menarik pasukan, Israel justru memperluas pendudukannya di Dataran Tinggi Golan dengan merebut zona penyangga yang sebelumnya didemiliterisasi.
Langkah tersebut dinilai melanggar Perjanjian Pelepasan Diri tahun 1974 antara Israel dan Suriah.



