Bahkan, Herkulana disebut sering mempermalukan staf di depan umum dan menciptakan konflik antarpegawai.
Selain itu, kehadiran Herkulana di kantor juga dipertanyakan karena dinilai jarang masuk dan tidak menunjuk pejabat pengganti.
Hal ini disebut mengganggu pelayanan kepada masyarakat, terutama terhadap anak-anak korban kekerasan seksual di shelter UPT Perlindungan Perempuan dan Anak.
Herkulana Bantah Tudingan
Menanggapi desakan tersebut, Herkulana menyampaikan bantahannya melalui pernyataan tertulis.
Ia mengaku siap memberikan klarifikasi kepada Gubernur dan DPRD Kalbar serta menyebut semua tuduhan yang dialamatkan padanya tidak berdasar.
“Selama ini saya menjalankan tugas sesuai visi-misi gubernur, khususnya dalam misi kedelapan tentang kesetaraan gender. Saya hanya menegur pegawai yang tidak disiplin karena bidang kerja kami sangat strategis,” tegas Herkulana.
Ia juga menjelaskan telah membentuk Tim Agile atau tim percepatan kinerja, yang diisi oleh pegawai dengan kompetensi terbaik.
Ketidakpuasan, menurutnya, justru datang dari pegawai yang tidak diberi tanggung jawab karena dianggap tidak produktif.
Soal tudingan pilih kasih dalam perjalanan dinas, Herkulana menegaskan semua dilakukan sesuai prosedur oleh pejabat teknis terkait.
