TAJUKNASIONAL.COM – Seorang pekerja migran asal Pontianak, Kalimantan Barat, bernama Dika (27) menulis surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Surat tersebut beredar luas di media sosial dan mengungkap dugaan pemerkosaan terhadap putrinya yang masih berusia 4 tahun.
Dalam surat tertanggal 23 Juli 2025 itu, Dika menceritakan bahwa anaknya, yang berinisial K, diduga menjadi korban kekerasan seksual saat tinggal bersama kakek-neneknya di Pontianak.
Kejadian bermula saat K dibawa oleh orang tua angkat mantan suami Dika ke rumahnya di kawasan Pontianak Barat.
Sepuluh hari kemudian, K dikembalikan dalam kondisi demam tinggi.
Baca Juga: Dj Panda Akui Anak Yang Dikandung Erica Carlina Adalah Anaknya
Setelah diperiksa di RS Kharitas Bakti, dokter menyatakan K mengalami kekerasan seksual dan tertular penyakit kelamin gonore.
“Bak disambar petir di siang bolong, dokter menyatakan anak saya menjadi korban perkosaan dan positif tertular penyakit kelamin gonore,” tulis Dika dalam surat terbukanya.
Kasus ini sudah dilaporkan ke Polresta Pontianak pada 22 Juni 2024 dan naik ke tahap Laporan Polisi pada 18 September 2024.
Namun, hingga lebih dari setahun, belum ada tersangka yang ditetapkan.
“Sudah setahun lebih perkara anak saya, ternyata belum ada perkembangannya. Belum ada tersangka pelaku yang ditetapkan kendati anak saya berulang kali menyebut orang yang telah menghancurkan masa depannya,” ungkap Dika.
Dalam suratnya, Dika juga menyoroti kinerja penyidik kepolisian yang diduga tidak memasukkan keterangan penting sang anak ke dalam berkas perkara.
“Semua keterangan anak saya yang menyangkut pelaku tidak satupun ada di dalam berkas,” tulisnya.
Dika berharap Presiden Prabowo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun tangan untuk memastikan keadilan bagi anaknya.
Baca juga: Link Twibbon Hari Anak Nasional 2025, Cocok Dibagikan di Medsos!
“Tolonglah saya, Bapak Presiden. Berilah keadilan atas perkara anak saya pada peringatan Hari Anak Nasional kali ini,” pinta Dika.
Surat ini viral bertepatan dengan Hari Anak Nasional 23 Juli 2025 dan memicu simpati publik. Banyak warganet mendesak aparat penegak hukum segera menindaklanjuti kasus ini.