Indonesia tak akan tunduk pada tekanan asing! Saat Amerika Serikat memberlakukan tarif impor 32 persen terhadap produk Indonesia, pemerintah justru menunjukkan ketegasan dan kesiapan dalam menghadapi tantangan global.
Presiden Prabowo Subianto, sejak awal kepemimpinannya, telah menyusun strategi matang untuk memastikan ekonomi nasional tetap kuat dan berdaulat.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, menegaskan bahwa Presiden Prabowo langsung bergerak dengan tiga gebrakan besar demi menjaga stabilitas ekonomi.
Pertama, Indonesia memperluas kemitraan dagang internasional. Bergabung dengan BRICS serta memperkuat perjanjian dagang seperti RCEP dan CP-TPP adalah langkah nyata untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara Barat yang sering bertindak semena-mena.
Indonesia juga menjalin kerja sama strategis dengan Jepang, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab, membuktikan bahwa kita bukan bangsa yang bisa ditekan seenaknya.
Kedua, pemerintah mempercepat hilirisasi sumber daya alam. Dengan pembentukan BPI Danantara, Indonesia mengambil kendali penuh atas sektor mineral, energi, dan hasil laut.
Tidak ada lagi cerita sumber daya kita dikuras tanpa nilai tambah! Hilirisasi ini bukan hanya strategi ekonomi, tapi juga langkah revolusioner untuk memutus ketergantungan pada investasi asing yang selama ini menggerogoti kedaulatan ekonomi kita.
Ketiga, Presiden Prabowo memastikan rakyatnya sejahtera dengan memperkuat daya beli masyarakat.
Program Makan Bergizi Gratis untuk 82 juta penerima serta rencana pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih membuktikan bahwa ekonomi harus tumbuh dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat!
Indonesia bukan bangsa yang bisa diatur oleh negara lain. Dengan strategi ini, Prabowo memastikan negeri ini tetap tegak berdiri, siap menghadapi siapa pun yang mencoba menekan kita!
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)