Jakarta kembali menjadi saksi kebangkitan semangat ekonomi nasional saat Presiden Prabowo Subianto menghadiri Sarasehan Ekonomi bertajuk “Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan”, Selasa (8/4).
Kehadiran beliau, tepat pukul 13.25 WIB dengan balutan batik coklat, bukan sekadar simbol kehadiran pemimpin, tapi pernyataan bahwa Indonesia tidak akan tunduk pada tekanan global—termasuk dari kekuatan besar seperti Amerika Serikat.
Acara yang digelar di Menara Mandiri ini bukan sekadar diskusi, melainkan tonggak lahirnya arah baru perekonomian nasional.
Prabowo duduk berdampingan dengan para jenderal ekonomi bangsa: Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Rosan Roeslani, hingga Luhut Binsar Pandjaitan.
Inilah bukti bahwa pemerintah bekerja sebagai satu barisan, tanpa celah, tanpa ragu.
Deputi Pers Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menegaskan bahwa forum ini bukan forum biasa. Ini adalah ruang strategis di mana para ekonom, investor, dan rakyat menyatukan visi.
Visi bahwa Indonesia bukan hanya bertahan di tengah gejolak ekonomi global, tapi bangkit dan memimpin.
Prabowo tidak bicara banyak, tapi kehadirannya menggema sebagai pesan tegas: Indonesia siap menghadapi gelombang tarif impor AS yang tak menentu.
Kita tidak akan bergantung, kita akan mandiri dan berdaulat secara ekonomi!
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)