Rabu, 19 Maret, 2025

Perang Elektoral Pilkada 2024 untuk Membidik Kemenangan di Pilpres 2029

Viva Prayoga
Pegiat Pemilu dan Demokrasi

Tajuk Politik – Persaingan di Pilkada 2024 diperkirakan akan memanas. Alasannya, kemenangan di Pilkada tersebut bukan sekadar prestise lokal, namun juga menjadi modal besar dalam persiapan menghadapi panggung nasional, Pilpres 2029.

Kisah sukses Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 dan Pilpres 2014 telah mengukuhkan peran strategis kepala daerah dalam dinamika politik nasional. Keberhasilan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 semakin memperkuat citra kepala daerah sebagai pelaku penting dalam politik nasional.

Dengan demikian, tokoh-tokoh dari tingkat daerah hingga nasional yang berambisi merebut kursi kepresidenan di Pilpres 2029 akan memulai langkahnya lebih awal dengan berkompetisi di Pilkada. Langkah ini bukan hanya untuk memperoleh dukungan elektoral, tetapi juga untuk mempertahankan eksistensi dan mendapatkan sorotan publik. Daerah-daerah yang strategis dan memiliki jumlah penduduk besar menjadi sasaran utama.

Nama-nama seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Khofifah Indar Parawansa diprediksi akan kembali bersaing di Pilkada. Terutama dengan posisi strategis Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur yang memiliki andil besar dalam perolehan suara di Pilpres.

Saat ini, Khofifah hampir pasti akan mencalonkan diri kembali di Jawa Tengah. Namun, bagi Anies dan Ridwan Kamil, posisi mereka masih belum stabil sepenuhnya. Anies berisiko kehilangan kesempatan untuk kembali maju di Pilkada Jakarta, sementara Ridwan Kamil masih menghadapi ketidakpastian. Selain itu, ada juga tokoh-tokoh lain yang tengah membidik posisi yang sama.

Tetapi, langkah para tokoh ini untuk maju di Pilkada 2024 tidak akan berjalan mulus. Terutama dengan perhitungan calon rival di Pilpres 2029 yang sudah dimulai oleh pimpinan partai politik. Mereka tidak akan segan untuk menyingkirkan potensi ancaman di Pilkada 2024.

Namun, ada juga kesempatan bagi para tokoh dan kandidat tersebut. Beberapa partai politik masih belum memiliki figur yang cukup kuat untuk dijadikan kandidat dalam Pilpres 2029. Mereka akan mencari sosok yang bisa meningkatkan elektabilitas partai dan figur tersebut. Di sinilah prinsip simbiosis mutualisme berlaku, di mana partai politik membutuhkan figur yang dapat meningkatkan citra mereka, sementara figur tersebut membutuhkan platform politik untuk meraih kekuasaan.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini