Presiden Prabowo Subianto kembali menunjukkan ketegasannya dalam menata pemerintahan yang bersih dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Langkah berani yang diambilnya dengan mencopot Satryo Soemantri Brodjonegoro dari jabatan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) adalah bukti bahwa Prabowo tidak mentoleransi pemimpin yang arogan dan tidak sejalan dengan visi Kabinet Merah Putih.
Keputusan ini bukan tanpa alasan. Satryo sebelumnya menjadi sorotan setelah viral di media sosial karena diduga memperlakukan pegawai rumah dinasnya dengan semena-mena hanya karena permasalahan sepele.
Tidak hanya itu, ASN di Kemendikti Saintek bahkan sempat melakukan aksi protes, menuntut pencopotannya karena dianggap tidak layak memimpin kementerian.
Arogansi dan sikap otoriter jelas bukan karakter yang bisa ditoleransi dalam pemerintahan yang berkomitmen pada pelayanan publik.
Sebagai pengganti, Prabowo mengangkat Brian Yuliarto, seorang akademisi sekaligus Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), yang memiliki rekam jejak luar biasa dalam dunia pendidikan dan penelitian.
Langkah ini menegaskan bahwa Prabowo memilih pemimpin yang benar-benar kompeten dan mampu membawa perubahan nyata bagi dunia pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia.
Prabowo tidak segan-segan menindak tegas siapa pun yang tidak bekerja untuk rakyat. Ia telah berulang kali menegaskan bahwa menteri yang tidak sejalan dengan semangat reformasi dan pengabdian kepada bangsa akan segera disingkirkan.
Kabinet Merah Putih harus diisi oleh orang-orang yang loyal, profesional, dan siap bekerja keras demi Indonesia yang lebih maju.
Keputusan reshuffle ini adalah pesan jelas bagi semua pejabat: tidak ada tempat bagi mereka yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat!
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)
