Minggu, 13 Oktober, 2024

4 Modal Politik AHY Dampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024

Oleh Dede Prandana Putra (Alumni HMI/Kaum Muda Syarikat Islam)

Makin lama, makin tampak saja keakraban Anies-AHY. Bulan Oktober ini, setidaknya sudah tiga kali mereka bertemu. Pertama, saat Anies bersilaturrahim ke DPP Partai Demokrat. Kedua, AHY menghadiri acara pemaparan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan di Taman Ismail Marzuki.

Ketiga, mereka bertemu saat menghadiri pernikahan putri Ketua Majelis Syuro PKS, Habib Salim Segaf al Jufri, dan keempat, pertemuan Anies-AHY di kediaman Anies Baswedan bersama Tim Kecil ketiga partai, yaitu NasDem, Demokrat dan PKS.

Setiap kali bertemu, publik langsung menangkap kesan persahabatan antara keduanya. Baik lewat penyambutan, gesture tubuh, hingga ucapan. Mereka kerap bicara perihal kedekatan sejak lama, dan keselarasan gagasan dalam membangun bangsa dan negara, serta saling melengkapi.

Bahkan, dalam pertemuan pertama di DPP Partai Demokrat, AHY menegaskan bahwa petarung-petarung AHY sekaligus adalah petarung-petarung Anies. Tak pelak, di mata publik hari ini Anies-AHY merupakan sosok perubahan dan perbaikan.

Namun, kita paham setiap parpol mestinya punya kedaulatan. Demokrat, Nasdem, PKS tentu masing-masing punya konsep soal koalisi perubahan dan perbaikan ini, termasuk sosok capres dan cawapres yang akan diusung. Publik menghormati kedaulatan ini.

Kalau soal visi-misi koalisi perubahan dan perbaikan, koalisi Demokrat, Nasdem dan PKS, saya pikir tidak akan jauh-jauh dari aspirasi publik. Namun, ibarat berlayar, tentu kita ingin agar bahtera ini bukan sekadar bisa berlayar, tetapi juga mesti sampai ke pelabuhan yang dituju. Kata kuncinya, mesti menang.

Jadi, sebenarnya kita tidak masalah siapapun cawapres Anies, selama memang bisa berkontribusi besar dalam memenangkan koalisi.

Cawapres bagi Anies menjadi krusial mengingat hingga saat ini belum ada bakal calon presiden yang memiliki elektabilitas di atas 30 persen. Dan AHY sangat mungkin membantu mendongkrak kantong suara Anies. Alasannya?.

Pertama, elektabilitas AHY untuk cawapres terbilang papan atas. Kedua, AHY adalah ketua umum Partai Demokrat, dengan demikian mesin politik Partai Demokrat, mulai dari kader-kader utama yang tersebar di 34 DPD, 514 DPC, 1800-an anggota DPR/DPRD seluruh Indonesia, ratusan kepala daerah, hingga kader-kader Partai Demokrat akan solid memenangkan Anies-AHY.

Ketiga, jangan lupakan faktor Pak SBY. Situasi bangsa dan negara yang ambyar hari ini membuat gelombang kerinduan pada Pak SBY makin bergelora. Para fans pendukung Pak SBY ini, tentu sangat mungkin bisa dimobilisasi untuk memilih Anies-AHY.

Keempat, tentu faktor relawan. Relawan AHY sudah lama bermunculan, dan belakangan ini relawan Anies-AHY pun makin banyak melakukan deklarasi di banyak daerah.

Tanpa bermaksud menafikkan para kandidat cawapres Anies lainnya, empat modal politik AHY ini adalah keunggulan yang tidak perlu disangsikan. Makanya, wajar apabila AHY disebut-sebut sebagai salah satu faktor penentu dari koalisi perubahan dan perbaikan yang ingin mengusung Anies sebagai capres.

Sekali lagi, publik akan selalu menghormati kedaulatan Nasdem, Demokrat, dan PKS. Namun, tentu diharapkan Koalisi Perubahan dan Perbaikan mempertimbangkan faktor kemenangan. Mereka yang menjadi pendamping mesti berkontribusi besar bagi pemenangan pada Pilpres mendatang.

Salam Perubahan dan Perbaikan 2024

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini