TajukNasional – Anggota Komisi VII DPR RI dari Partai Demokrat, Zulfikar Hamonangan, menegaskan perlunya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan terobosan signifikan dalam pengembangan industri baterai di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala BRIN, yang berlangsung pada Kamis (12/9).
Zulfikar menyoroti bahwa Indonesia harus bergerak maju dalam industri baterai dengan mengembangkan teknologi di hulu, terutama dalam produksi komponen baterai. “BRIN harus berinovasi untuk menciptakan terobosan di hulu, seperti pada komponen baterai. Di China, baterai sudah diproduksi hingga level home industry. Kita perlu mengikuti perkembangan zaman dan tidak hanya belajar dari negara lain,” ungkap Zulfikar.
Politisi Partai Demokrat ini juga menekankan pentingnya memulai industri baterai dalam negeri, alih-alih hanya menjadi konsumen teknologi luar negeri. “Jangan sampai kita hanya belajar dari negara lain tanpa memulai industri kita sendiri. Kita harus punya keberanian untuk membangun industri baterai domestik,” tegasnya.
Zulfikar menilai bahwa saat ini, BRIN masih fokus pada pembuatan casing baterai, sementara pengembangan baterai yang sesuai dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) masih terbatas. Ia berharap BRIN dapat memanfaatkan riset yang benar-benar aplikatif dan dapat digunakan secara luas oleh masyarakat. “Saat ini, kita hanya bisa membuat casing baterai. Saya ingin BRIN fokus pada riset yang dapat menghasilkan baterai yang sesuai dengan TKDN dan benar-benar bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Menurut Zulfikar, kurangnya riset yang mendukung pembuatan lampu pijar dan baterai secara mandiri menunjukkan kebutuhan mendesak untuk inovasi di sektor ini. “Di beberapa daerah, masyarakat tidak dapat memperbaiki lampu pijar yang mati secara mandiri, dan belum ada riset yang memadai untuk mendukung pembuatan lampu pijar dan baterai secara mandiri,” tambahnya.
Ia juga mendorong BRIN untuk mengembangkan riset mengenai solusi energi rumah tangga, seperti sistem rumah hybrid yang dapat menghemat biaya listrik. “Kembangkan riset untuk sistem rumah hybrid agar setiap keluarga dapat menghemat biaya listrik. Libatkan universitas untuk menciptakan terobosan baru sehingga hasil riset dapat langsung dirasakan oleh masyarakat,” kata Zulfikar menutup pernyataannya.
Dengan dorongan ini, Zulfikar berharap BRIN dapat mempercepat pengembangan industri baterai di Indonesia dan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta perekonomian nasional.