Senin, 10 Maret, 2025

Usung Anies sebagai Bacapres, Pengamat: Demokrat Menunggu Keseriusan Nasdem Lanjutkan Koalisi Perubahan

Tajukpolitik – Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan saat ini Demokrat menunggu keseriusan Nasdem untuk melanjutkan Koalisi Perubahan yang digagas bersama PKS.

Hal itu ia ungkapkan setelah Partai Demokrat resmi menyatakan dukungannya kepada mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi bakal calon presiden (bacapres) yang juga menjadi capres dari Nasdem.

Namun, pada saat Demokrat menyatakan keseriusannya terhadap Koalisi Perubahan, Partai Nasdem mengadakan silaturrahmi dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB) dan terjadi pertemuan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh.

Arifki menilai dua kejadian yang terjadi hampir bersamaan ini bisa membuat Koalisi Perubahan akan layu sebelum berkembang. Pasalnya, dulu Nasdem yang menunggu kepastian Demokrat dan PKS untuk mendukung Anies Baswedan. Tetapi, saat ini sepertinya Demokrat yang menunggu keseriusan Nasdem untuk melanjutkan koalisi.

Menurutnya, jika Koalisi Perubahan gagal terbentuk dalam waktu dekat, berarti Nasdem hanya menginginkan Anies Baswedan sebagai ‘brand’ partai. Artinya, rencana koalisi perubahan untuk tahun 2024 berpotensi menjadi wacana yang hanya menjadi rencana besar saja.

“Demokrat sudah deklarasikan Anies Capres. Apakah PKS juga melakukan hal yang sama? Atau PKS ragu Koalisi Perubahan ini bakal terwujud di tahun 2024. Dari narasi yang berbeda dimainkan oleh Nasdem dan Demokrat memperlihatkan Koalisi Perubahan memiliki jalan sendiri-sendiri. Demokrat ingin duduk bersama, sedangkan Nasdem ingin kembali pulang,” jelasnya, Minggu (29/1).

Ia melihat kondisi jika Nasdem melanjutkan rencana Koalisi Perubahan dinilai sebagai bentuk dari keraguan dan peluang lain. Keraguan itu disebabkan dengan adanya wacana pergantian kabinet dari Partai Nasdem yang didorong oleh partai anggota koalisi lain.

Arifki menambahkan peluang baru yang bisa diambil oleh Nasdem yaitu kembali menjadi bagian penting dari pemerintahan Jokowi setelah berjaraknya hubungan dua tokoh ini menyusul deklarasi Anies sebagai calon presiden.

Peluang itu, ujarnya, sepertinya dibaca oleh Nasdem setelah tidak nyamannya Presiden Jokowi di HUT PDI-P yang ke-50. Pesan Megawati di forum tersebut berkemungkinan berbeda dengan rencana Jokowi di tahun 2024. Jokowi tentu memerlukan figur yang mampu memberikan keseimbangan politik di parlemen dan istana.

Arifki juga menegaskan pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi berkemungkinan bisa menjadi sinyal bahwa kedua figur ini baik-baik saja atau ada kepentingan lain yang menyebabkan kedua tokoh ini kembali membuat kesepakatan ulang.

“Bisa saja kan? NasDem bakal kembali menjadi bagian penting pemerintahan Jokowi dengan jaminan dipertahankannya menteri-menterinya di kabinet,” ungkapnya.

Syarat lainnya, tambah Arifki, tentu mendukung capres yang diusung oleh Jokowi di 2024.

Ia melihat sebenarnya bagi NasDem ini bisa saja, soalnya Anies sudah menjadi brand Nasdem. Potensi elektoral Anies yang berdampak kepada NasDem dari masyarakat yang oposisi dengan pemerintahan Jokowi.

Sedangkan, di sisi lain, Arifki berujar jika posisi menteri dari Nasdem aman sampai tahun 2024.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini