TajukPolitik – Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu mempertanyakan kewarasan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal tersebut berkaitan dengan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Pasalnya, ada penelitan yang menyebutkan jika kereta api cepat Jakarta-Bandung akan merugi selama 40 tahun.
Sebelumnya, sejumlah studi juga menyebutkan jika proyeknkereta api cepat Jakarta-Bandung tidak layak.
Terlepas dari studi tersebut, pemerintahan Jokowi tetap melaksanakan pembangunannya.
“Setau saya, kereta cepat ini usianya hanya 50 tahun kalau tidak ada teknologi baru. Kalau muncul teknologi baru, hanya bisa 30 tahun. Sudah bisa dipastikan bahwa dengan asumsi penumpang banyak. Jika tarif tinggi, kereta api cepat ini tidak akan pernah untung,” kata Said Didu.
Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang masuk ke dalam kategori infrastruktur komersial dengan estimasi kerugian selama 40 tahun tetapi masih terus dilaksanakan, membuat kewarasan Jokowi dipertanyakan.
“Apakah orang waras akan mengambil keputusan yang merugikan bangsanya? Apakah ada pemimpin waras melakukan itu? Itu saja pertanyaan mendasar buat saya. Selama pemimpinnya waras, dia tidak akan melakukan sesuatu yang jelas merugikan negara dan rakyatnya,” ucap Said Didu.
Sementara itu begawan ekonomi, Rizal Ramli mengurai cara agar Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dapat memperoleh untung pada saat ketika sudah beroperasi nanti, yakni menghentikan KA Parahyangan dan tutup Tol Cipularang.
Hal itu disampaikan Rizal dalam tulisannya di akun Twitternya @RamliRizal pada Selasa siang (8/11). Rizal mengatakan, pada saat pembangunan, KCJB mengalami kerugian sebesar Rp 21 triliun.
“Setelah operasi bakal merugi Rp 40 T (triliun). Bagaimana supaya bisa untung. Satu, matikan KA Parahyangan dan dua, tutup Tol Cipularang,” ujar Rizal sembari menggunakan emoticon ketawa seperti dikutip tajuknasional.com, Selasa siang (8/11).
Rizal lantas melontarkan pertanyaan terkait proyek KCJB agar ke depan tidak terulang kembali proyek-proyek yang merugikan negara.
“Apakah perlu pembangunan proyek-proyek model begini diadili agar supaya tidak terulang di masa mendatang?” pungkas Rizal.