Rabu, 5 Februari, 2025

Tinjau Bendungan Jlantah, Menteri PU Dorong Swasembada Pangan

TajukNasional Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, meninjau progres pembangunan Bendungan Jlantah di Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, pada Kamis (2/1). Kunjungan ini bertujuan memastikan optimalisasi fungsi bendungan sebelum diresmikan.

Dody menyatakan bahwa pembangunan Bendungan Jlantah telah mencapai 99 persen. Saat ini, pengerjaan hanya menyisakan tahap pengaspalan dan pemasangan reeling pembatas. “Sisa pekerjaan bersifat minor, seperti aspal dan reeling. Namun, proses penggenangan belum maksimal karena belum bisa mencapai intik. Jika belum ke intik, kita belum bisa mengecek fungsionalitas layanan bendungan ini,” jelas Dody usai peninjauan.

Kedatangannya juga bertujuan memastikan bendungan dapat difungsikan untuk pengairan sawah di sekitar area irigasi. “Saya ingin memastikan kesiapan bendungan ini agar dapat langsung terhubung ke daerah irigasi sekitar. Ini langkah penting untuk setiap bendungan yang sedang atau sudah dikerjakan,” ujarnya.

Menurutnya, Bendungan Jlantah memiliki peran strategis dalam mendukung swasembada pangan di wilayah Karanganyar. Dengan fungsionalisasi bendungan, diharapkan produksi beras meningkat hingga 300 persen, memungkinkan sawah untuk panen tiga kali setahun. “Fungsi utama bendungan selain penyediaan air baku adalah mendukung swasembada pangan. Target kami adalah meningkatkan indeks tanam hingga 300 persen,” tambahnya.

Dody juga mengungkapkan rencana kerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk memanfaatkan potensi baru di sepanjang jalur pengairan bendungan. “Kami akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk menggali potensi baru dan mengoptimalkan manfaat bendungan ini,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Maryadi Utama, menjelaskan bahwa pembangunan bendungan tinggal menyisakan tahap finishing. Peresmian bendungan dijadwalkan pada 7 Januari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto. “Setelah diresmikan, Bendungan Jlantah akan dimanfaatkan untuk irigasi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan pariwisata,” ungkap Maryadi.

Maryadi juga mengakui adanya kendala teknis selama pembangunan, khususnya pada perbaikan pondasi dengan diafragma wall sepanjang 200 meter. Proses tersebut membutuhkan alat khusus yang harus menunggu lama karena antrean di berbagai proyek bendungan. “Kendala geologi pada pondasi sempat menghambat, tetapi sekarang sudah teratasi,” jelasnya.

Meski pembangunan hampir rampung, proses pembebasan lahan masih dalam tahap penyelesaian. Hingga kini, 93 persen lahan telah dibebaskan, dan sisanya ditargetkan selesai pada April 2025. Hal ini mencakup pembebasan lahan dengan status Tanah Kas Desa yang memerlukan koordinasi lebih lanjut.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini