TajukNasional – Mantan Co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas Amin) Sudirman Said, mengatakan jika Anies Baswedan telah meninggalkannya pasca Pilpres 2024.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara podcast bersama Akbar Faizal, beberapa waktu lalu.
Pengakuan Sudirman ini sekaligus mengkonfirmasi jika sekarang ini hubungan antara dirinya dengan Anies Baswedan sedang tidak baik-baik saja.
Padahal, seperti yang kita ketahui bersama, selama ini hubungan Anies Baswedan dan Sudirman Said dikenal sangat dekat. Jalinan kerja sama dan saling mengenal mereka sudah terjalin jauh sebelum Pilpres 2024.
Baik Anies Baswedan maupun Sudirman Said pernah menjadi menteri di Kabinet Kerja era Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 2014-2016.
“Ada orang yang mengatakan, Anda (Sudirman Said) meninggalkan Anies. Tidak, saya bilang. Terbalik. Ini kita jalan di tempat yang lurus, kemudian ada orang yang meninggalkan jalan itu. Dengan alasan apapun,” jelas Sudirman.
“Saya tidak bisa menjelaskan alasannya apa. Karena pasti ada pikiran-pikiran pribadi yang hanya Beliau yang tahu,” sambungnya.
Namun, lanjut Sudirman, dari yang didengarnya, dari beberapa diskusi, motifnya seperti politik dijadikan alat untuk kepentingan pribadinya.
“Itu yang kita tidak bisa terima,” tegas Sudirman.
Beberapa waktu lalu, Sudirman Said sempat memuji calon yang diusung PKS, Sohibul Iman, sekaligus menyindir orang yang hanya menjadikan Pilkada Jakarta sebagai pijakan untuk ke Pilpres 2029.
Ketika itu, ia menyebut, Sohibul Iman memiliki jaringan yang luas dengan kalangan profesional maupun pelaku bisnis. Sehingga, akan lebih mudah mencari solusi untuk permasalahan Jakarta.
Ditambah lagi, dia mengatakan, Sohibul adalah sosok yang luwes dalam melakukan interaksi politik sehingga diyakini komunikasi dengan pemerintah pusat mudah terjalin.
Dalam kesempatan yang sama, ia berharap agar seluruh kontestan yang nantinya maju di Pilkada Jakarta tidak menjadikan ajang tersebut sebagai batu loncatan untuk maju di Pilpres 2029.
Kata dia, para calon kepala daerah yang nantinya didukung dan diusung partai politik peserta pemilu, harus memahami betul permasalahan Jakarta yang sudah lagi bukan menjadi Ibu Kota.
“Saya memandang Jakarta dalam proses transformasi yang penting. Gubernur Jakarta mendatang harus fokus 100 persen. Jangan menjadikan Jakarta sekadar sebagai panggung politik, apalagi batu loncatan menuju Pilpres 2029,” kata Sudirman, dalam keterangannya, Senin (24/6).
Kendati demikian, Sudirman tidak menjelaskan secara detail maksud dan tujuan dari pernyataannya tersebut.