TajukPolitik – Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu secara terbuka menyebut saai ini BUMN telah menjelma sebagai alat kekuasaan.
Bukan tanpa alasan, tudingan itu dilontarkan Said Didu menyusul beberapa pejabat BUMN yang terlibat dalam pehelatan temu relawan nasional Jokowi di Stadion Gelora Bung Karno.
Namun kata Said Didu, sebenarnya dirinya telah mewanti-wanti hal demikian akan terjadi.
Pada November 2019, ia bilang telah memperingatkan Menteri BUMN, Erick Thohir. Waktu itu bos perusahaan plat merah itu baru dilantik.
“Saya sudah ingatkan, bahwa ujian terberat Anda nanti adalah saat menetapkan direksi BUMN, karena Anda adalah bekas ketua tim sukses,” tuturnya.
Kecemasan pria yang menyelesaikan studi sarjananya di Insitut Pertanian Bogor (IPB) ini pun menurutnya teah terjadi.
“Nah sekarang apa yang terjadi sebenarnya sudah sangat sulit, karena apa yang saya takutkan dilakukan banyak sekali tim sukses, dan istilahnya turun relawan, tim sukses yang dijadikan Erick Thohir menjadi komisaris BUMN,” bebernya.
Diketahui sebelumnya, dua pejabat BUMN diduga terlibat dalam pehelatan temu nasional relawan Jokowi yang digelar pada Sabtu (26/11).
“Kehadiran pejabat BUMN pada acara relawan di GBK sebagai bukti tambahan bahwa BUMN sudah sangat nyata digunakan sebagai alat kekuasaan —bukan lagi alat negara,” ungkapnya dikutip dari cuitannya di Twitter, Jumat (2/12/2022).
Dua orang tersebut diketahui yakni komisaris PLN dan komisaris Perusahaan Gas Negara (PGN).
Anggota Komisi VI DPR adal Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus bakal meminta penjelasan Menteri BUMN Erick Thohir karena dua anak buahnya menjadi inisiator acara relawan Presiden Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.
“Saya akan mempertanyakan hal ini dalam rapat resmi di Komisi 6 DPR RI, ini tidak boleh dibiarkan,” kata Deddy dalam keterangannya, Minggu (27/11).
Ada dua hal yang ia soroti dari acara relawan Jokowi bertajuk Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu kemarin.
Pertama, mengenai acara yang digelar ketika masyarakat Cianjur masih berduka akibat terdampak gempa. Menurut Deddy, jika relawan benar-benar ingin membantu Jokowi, maka seharusnya ikut membantu korban gempa Cianjur.
“Banyak orang yang masih berada di pengungsian dan belum semua korban ditemukan, masa para elit relawan haus kekuasaan itu lebih asyik bicara Pemilu hingga lupa tanggung jawab sejati sebagai relawan,” katanya.
Kedua, Deddy mempertanyakan bagaimana relawan bisa memakai Stadion Utama Gelora Bung Karno. Padahal, Menteri Pemuda dan Olahraga melarang kegiatan apapun sebelum Piala Dunia U-20 rampung digelar pada 2023 mendatang.