TajukPolitik – Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu mengungkapkan jika rakyat Indonesia harus menerima beban berat demi China.
Beban berat tersebut berkaitan dengan kereta api cepat Jakarta-Bandung yang ahirnya menggunakan dana APBN.
Kini Kereta api cepat Jakarta-Bandung akan diperpanjang rute hingga ke Surabaya.
Namun, perpanjangan rute hingga ke Surabaya tersebut dianggap tidak efektif.
Pasalnya, ada perbedaan jalur untuk menuju ke Bandung dan ke Surabaya.
Rute ke Bandung menggunakan jalur selatan, sementara itu untuk ke Surabaya menggunakan jalur utara.
“Publik harus paham bahwa kereta Jakarta-Surabaya lewat lintas utara. Ada juga Bandung itu lewat lintas selatan, itu jalur keret ke timur, tidak ada yang bisa digabungkan antara lintas utara dan lintas selatan karena itu memperpanjang jarak,” kata Said Didu.
Apabila diperpanjang rutenya, akan ada penambahan jarak dengan total sekira 200 km.
“Jakarta ke Cikampek terus belok ke Bandung itu sekira 100 km, kemudian balik lagi ke Kertajati itu 100 km, berarti membelokkan 200 km, sama dengan Jakarta-Cirebon, sudah lewat mungkin sampai ke Pekalongan. Coba bayangkan demi China dibelokkan bukan diluruskan kira-kira 150-200 km, ini logika mana?” ujar Said Didu.
Bagi Said Didu, dengan diperpanjangnya pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung-Surabaya membuat rakyat menanggung beban berat.
“Ini rasionalitas semua itu hilang gara-gara memaksakan China supaya China dapat proyeknya. Berarti kita sudah membayar sangat mahal,” ucap Said Didu dikutip tajuknasional.com Rabu, (9/11) dari YouTube MSD.