TajukNasional Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan peringatan keras mengenai bahaya yang bisa timbul jika ada lebih dari satu “matahari” dalam sebuah partai politik atau bahkan dalam suatu negara. Peringatan ini disampaikan SBY dalam pidatonya pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Partai Demokrat yang berlangsung di Jakarta pada Senin, 9 September 2024.
Dalam pidatonya, SBY mengawali dengan menggambarkan sebuah falsafah yang ia pelajari dari sistem tata surya, yang menurutnya relevan untuk diterapkan dalam konteks politik dan kepemimpinan. Ia menjelaskan bahwa dalam alam semesta, hanya ada satu matahari yang menjadi pusat tata surya, meskipun ada banyak planet yang mengitarinya. “Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi,” ungkap SBY, menekankan pentingnya pemahaman ini dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas.
Falsafah ini, menurut SBY, harus diinternalisasi dalam Partai Demokrat. Ia menegaskan bahwa Ketua Umum partai harus diakui sebagai satu-satunya “matahari” dalam partai, yang menjadi pusat dan panutan bagi semua anggota. “Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari yaitu ketua umum kita,” tegasnya. Dengan kata lain, setiap kader dan pengurus partai harus menghormati dan mendukung kepemimpinan Ketua Umum tanpa adanya dualisme kepemimpinan yang dapat mengganggu keharmonisan internal.
SBY melanjutkan dengan mengingatkan akan bahaya yang mengintai jika terjadi “matahari kembar” atau lebih dalam sebuah partai atau negara. Menurutnya, keberadaan lebih dari satu pusat kekuasaan dapat menimbulkan persaingan tidak sehat, konflik internal, dan akhirnya merusak stabilitas entitas tersebut. “Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah entitas termasuk partai politik kalau mataharinya banyak. Bisa dibayangkan, makin panas karena matahari satu sudah panas, kalau ada dua, ada tiga,” jelas SBY.
Ia memperingatkan bahwa situasi seperti ini tidak hanya akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan, tetapi juga dapat mengarah pada kehancuran organisasi atau negara. Ketika lebih dari satu pihak berusaha menjadi pusat kekuasaan, persaingan yang terjadi sering kali tidak terhindarkan, yang pada akhirnya dapat melemahkan keseluruhan sistem. Hal ini, menurut SBY, harus dihindari dengan memastikan bahwa hanya ada satu pemimpin yang diakui dan dihormati oleh semua pihak dalam sebuah organisasi atau negara.
Dalam konteks Partai Demokrat, SBY mengingatkan para kader bahwa kesatuan dan loyalitas terhadap Ketua Umum adalah kunci untuk menjaga kekuatan dan kelangsungan partai. Ia menegaskan bahwa seluruh anggota partai harus mendukung kepemimpinan yang ada dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, alih-alih terlibat dalam persaingan internal yang hanya akan melemahkan partai.
Pesan SBY ini tidak hanya relevan bagi Partai Demokrat, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi organisasi dan negara lainnya. Dengan hanya mengakui satu pusat kekuasaan, baik dalam partai politik maupun pemerintahan, stabilitas dan harmoni dapat terjaga, menghindari potensi konflik yang dapat menghancurkan segalanya. Peringatan SBY ini menjadi refleksi penting bagi semua pihak untuk tetap menjaga kesatuan dan integritas dalam menghadapi dinamika politik yang sering kali penuh tantangan.