TajukPolitik – Pedukung pada pilpres 2014 dan 2019 banyak yang beralih ke Anies Baswedan namun Prabowo tetap maju sebagi Capres 2024.
Prabowo Subianto dipastikan kembali menjadi bakal Calon Presiden pada Pilpres 2024 setelah secara bulat menyatakan kesiapanya.
Namun pencapresan Prabowo Subianto tidak menjadi jaminan dia akan terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024.
Sebab, para pendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 dan 2019 tidak bakal utuh mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Hal itu merupakan bentuk kekecewaan dari pendukung Prabowo Subianto yang telah berbalik mendukung pemerintahan Jokowi dengan menerima jabatan Menteri Pertahanan.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, keputusan Prabowo Subianto mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo membuat sebagian pemilihnya pada Pemilu 2014 dan 2019 menarik dukungan mereka.
Diprediksi, dukungan tersebut dialihkan ke Anies Baswedan seandainya Gubernur DKI Jakarta itu mencalonkan diri pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
“Pasti ada sebagian basis massa pemilihnya di dua pemilu kemarin yang katakanlah merasa kecewa, dan kalau kita baca kan yang kecewa itu kemudian yang memilih Anies,” kata Yunarto, Minggu 14 Agustus 2022.
Menurut Yunarto, pendukung Prabowo pada Pemilu 2014 dan 2019 umumnya adalah mereka yang tidak menyukai atau tak mendukung Jokowi.
Oleh karenanya, sebagian pendukung merasa kecewa Prabowo bergabung ke pemerintah, sebab Jokowi merupakan lawan Ketua Umum itu pada Pemilu 2014 dan 2019.
Jika Prabowo hendak mencalonkan diri kembali pada Pilpres 2024, menurut Yunarto, PR besarnya adalah memastikan pendukungnya dahulu mau memilihnya lagi.
“Bagaimana Pak Prabowo memastikan captive market-nya atau basis pemilihnya yang dulu kita tahu adalah basis pemilih yang cenderung anti-Jokowi memilihnya,” ujarnya.
Yunarto menyebut, Prabowo kini berada di area abu-abu. Pemilih yang tak suka pada sosok Jokowi diduga akan memberikan suara mereka untuk Anies Baswedan pada Pemilu 2024.
Sementara, pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin diprediksi bakal memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sehingga sulit bagi Prabowo mencitrakan diri sebagai penerus Jokowi.
“Pak Prabowo ini sekarang berada di antara dua sosok lain, Ganjar dan Anies. Yang satu jelas dikategorikan sebagai penerus Jokowi, yang satu dikategorikan sebagai simbol anti-Jokowi,” kata Yunarto.
“Pak Prabowo ada di tengah-tengahnya ini, grey area. Yang juga harus dikuatkan oleh Pak Prabowo kembali basis massanya seperti apa,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto menyatakan bakal mencalonkan diri di Pemilu Presiden 2024. Rencana pencalonan itu telah dideklarasikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar 12 Agustus kemarin.
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam Rapimnas Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat 12 Agustus 2022.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengaku tak menyesal bergabung dengan pemerintahan Jokowi sebagai Menteri Pertahanan.
“Keyakinan saya, insting saya, saya tidak ingin bangsa ini mengalami perpecahan,” tutur dia.
Adapun nama Prabowo kerap menjuarai survei elektabilitas calon presiden versi berbagai lembaga.
Selain itu, nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan juga hampir selalu masuk 3 besar survei.
Piagam Deklarasi Koalisi Gerindra-PKB
Sebelumnya Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar menandatangani piagam deklarasi koalisi dan PKB.
Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad membacakan lima poin dalam piagam deklarasi koalisi dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
“Pertama, dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkesinambungan dan PKB bekerja sama dalam Pemilu serentak tahun 2024,” sebut Dasco di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu 13 Agustus 2022.
Poin kedua, kerja sama kedua parpol didasarkan pada visi bersama agar terjadi percepatan pembangunan untuk Indonesia secara berdaulat, adil, makmur, sejahtera dan aktif mendorong terciptanya perdamaian dunia.
Dasco menyampaikan poin ketiga deklarasi koalisi adalah menyatukan partai berhaluan nasionalis dan partai religius.
“Untuk menghindari polarisasi masyarakat pada Pemilu 2024 dan dapat membuka koalisi dengan parpol lain atas persetujuan kedua belah pihak,” paparnya.
Ia menuturkan poin keempat terkait kesepakatan pengusungan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari koalisi.
Ketentuannya, pemilihan figur paslon capres-cawapres koalisi Gerindra-PKB merupakan keputusan dua ketua umum.
“Akan ditentukan secara bersama-sama oleh Ketua Dewan Pembina atau Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar,” ungkap dia.
Lalu poin terakhir, lanjut Dasco, kerja sama kedua parpol bakal dilanjutkan dengan kerja politik untuk memenangkan Pilpres 2024.
“Untuk memenangkan paslon capres dan cawapres yang disepakati,” pungkasnya.
Diketahui saat ini koalisi PKB-Gerindra belum menentukan paslon capres-cawapresnya.
Di satu sisi kedua parpol tersebut masih mencalonkan ketua umumnya masing-masing untuk maju sebagai kontestan Pilpres 2024.
Prabowo baru saja mendeklarasikan diri sebagai capres dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas), Jumat 12 Agustus 2022.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menegaskan pihaknya satu suara mendorong Muhaimin sebagai kandidat capres.
Adapun koalisi keduanya telah mencukupi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) yakni meraih 20 persen kursi parlemen atau 25 persen dari suara sah nasional.
Hasil Pemilu 2019 menunjukkan meraih 78 kursi DPR RI, sedangkan PKB mendapat 58 kursi.
Jika dikonversikan 20 persen kursi di parlemen adalah 115 kursi. Maka jumlah kursi Parlemen yang dimiliki PKB dan Gerindra adalah 136 kursi.
Hasil itu menunjukan koalisi ini sudah bisa mencalonkan sendiri capres dan cawapresnya tanpa harus bekerja sama dengan parpol lain di Senayan