TajukPolitik – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto memprotes Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengundang tukang bakso dalam acara Malam Ramah Tamah Jakarta E-Prix 2022 di Balai Kota DKI Jakarta pada Jumat malam (24/6).
Hasto mempertanyakan mengapa baru sekarang mengundang para tukang bakso, padahal Anies sudah lama menjabat.
“Ya seingat saya Pak Anies itu jadi Gubernur sudah sejak tahun 2018 (2017). Jadi kenapa baru sekarang bertemu dengan para tukang bakso?” kata Hasto menjawab wartawan saat ditemui di sela acara Festival Kuliner Nusantara di Hall B Gedung JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (25/6).
Sekjen PDIP tersebut menilai, sikap Anies tersebut menunjukkan politik yang tidak mengakar. Hasto menyebut Anies terlambat bertemu dengan masyarakat kalangan bawah.
“Jadi itulah sebagai contoh ketika politik tidak mengakar sehingga terlambat bertemu dengan rakyat kecil,” kata Hasto.
Akan tetapi, Hasto dinilai Ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) Agung Nugroho, kurang melakukan cek dan ricek lebih dulu.
Agung menilai Hasto terlalu reaksioner merespons informasi terkait Anies Baswedan. Padahal sebagai sekjen parpol besar, seharusnya Hasto menunjukan intelektualitasnya yang berbobot, bukan asal bicara tanpa mengecek kebenaran sebuah informasi atau berita.
“Statement Hasto reaksioner, seperti bensin disambar api,” kata Agung dalam keterangannya yang diterima Kantor Berita RMOLJakarta, Minggu (26/6).
Menurut Aktivis 1998 dari IISIP Jakarta ini, Anies bukan mengundang tukang bakso gerobak keliling tapi mengundang peserta bazar UMKM di event Formula E yang memiliki omset tertinggi, diantaranya Aroma Sowan (Bakso Malang).
“Jadi bukan mengundang tukang bakso gerobak keliling secara khusus. Tapi yang diundang itu peserta UMKM binaan Pemprov DKI,” kata Agung.
Aroma Sowan yang menjajakan bakso Malang ini berhasil meraup omset tertinggi dalam bazar UMKM di arena Formula E, sehingga Anies mengundang agar bisa memotivasi UMKM lainnya dalam setiap bazar yang rutin diadakan oleh Pemprov DKI melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPUKM).
“Jadi aneh, intelektual petinggi PDIP kok berada di bawah titik terendah, jadi seakan-akan cuma menyerang Anies secara subjektif tanpa mencari kevalidan sebuah informasi atau berita,” kata Agung.
Agung mensinyalir ada upaya membusukan nama Anies Baswedan di internal PDIP di tengah berjalannya komunikasi yang baik antara Puan Maharani dan Anies Baswedan.
“Sangat kuat nuansa politisnya dari statement Hasto dalam kepentingan politik 2024,” demikian Agung.