Senin, 10 Maret, 2025

PDIP Goda Demokrat, Pengamat: Upaya Menjegal Pencapresan Anies!

Tajukpolitik – Pengamat Politik dari Universitas Andalas (Unand), Asrinaldi, mengendus gelagat PDIP mengajak Demokrat bekerja sama untuk menjegal pencapresan Anies Baswedan pada Pemilu 2024.

“Saya melihat kerja sama dua partai ini tentu untuk kepentingan Pemilu. Apalagi PD (Partai Demokrat) adalah bagian dari koalisi Perubahan yang digagas oleh Nasdem. Jika PD bergabung dengan koalisi PDIP tentu koalisi perubahan untuk persatuan tidak bisa mencalonkan Anies,” jelas Asrinaldi, Minggu (11/6).

Namun, Asrinaldi mengatakan dua partai ini baru tahap penjajakan. Menurutnya, tawaran ini tak mudah bagi Demokrat, sehingga harus ada pertimbangan yang mendalam untuk mengkaji untung-rugi kerja sama dengan PDIP.

Menurut Asrinaldi, jika bergabung dengan PDIP, Demokrat dapat memperoleh keuntungan berupa perbaikan hubungan dengan partai penguasa. Di sisi lain, Demokrat bisa dinilai inkonsisten oleh publik yang bisa berimbas pada suara partai.

“Sementara bagi PDIP ini hanya keinginan untuk menggoda Partai Demokrat apakah bersedia meninggalkan Koalisi Perubahan,” ucap Asrinaldi.

Lebih lanjut, Asrinaldi mengatakan gerilya PDIP ini bisa mengubah peta koalisi jika berhasil menggaet Demokrat. Ia pun berani memprediksi hanya Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang bertarung di Pilpres 2024. Hal ini yang membuat ia menyebut ada upaya menjegal pencapresan Anies Baswedan.

Ia menilai partai-partai pemilik kursi di DPR, selain PKS dan Nasdem, akan merapat ke salah satu poros koalisi Ganjar dan Prabowo. Saat ini Golkar dan PAN yang belum menyatakan dukungan kepada Ganjar maupun Prabowo.

Golkar dan PAN bersama tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, PPP telah menyatakan dukungan ke Ganjar akhir Mei lalu. Meskipun demikian, Golkar dan PAN tetap bisa mengusung capres walau hanya berdua.

Berbeda dengan Nasdem dan PKS yang tak memenuhi ambang batas pencalonan presiden jika Demokrat bergabung dengan PDIP.

“Pilpres satu putaran dan keadaannya pada akhirnya akan sama dengan rezim hari ini. Jika salah satu capres yang menang yang lain akan masuk dalam koalisi. Jadi Pilpres jadi alat untuk melegitimasi kekuasan para oligarki dengan alasan persatuan bangsa,” jelas Asrinaldi.

Di sisi lain, Asrinaldi menganggap PDIP khawatir melawan Anies sehingga mencoba menggoyang koalisi yang digagas Nasdem dengan merayu Demokrat. PDIP juga sempat mengungkap bahwa AHY masuk kandidat cawapres pendamping Ganjar.

“Bisa jadi seperti itu (PDIP tak percaya diri melawan Anies). Sebab kalau dua putaran, besar kemungkinan terjadi peralihan suara dari putaran pertama termasuk pemilih Ganjar,” tutur Asrinaldi.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini