TajukNasional Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Menteri PKP) Maruarar Sirait turun langsung ke Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk meninjau kondisi wilayah terdampak banjir serta berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dalam upaya penanganan bencana.
Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Menteri PKP menyatakan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan Kepala BNPB dan Wali Kota Bekasi terkait kemungkinan relokasi warga di wilayah yang sering mengalami banjir.
“Kita ingin mendengar langsung dari masyarakat, apakah mereka bersedia direlokasi mengingat banjir ini terus berulang. Pemerintah akan mencari solusi terbaik untuk mereka,” ujar Ara.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap para korban banjir, Kementerian PKP juga menyalurkan bantuan berupa makanan instan, peralatan mandi, cairan pembersih, pakaian dalam, serta obat-obatan bagi anak-anak dan orang dewasa. Ara menegaskan bahwa bantuan ini harus segera diterima pengungsi untuk meringankan beban mereka.
Berdasarkan data BNPB, banjir di Kota Bekasi telah berdampak pada 23.967 kepala keluarga (KK) atau sekitar 61.223 jiwa. Di Kecamatan Jatiasih, sebanyak 5.229 KK atau 16.733 jiwa terdampak, sementara jumlah pengungsi di Gudang BNPB Jatiasih mencapai 60 KK atau 263 jiwa. Lokasi pengungsian lainnya berada di Mushola Nurul Janah dan Gereja Menara Kasih di Jatirasa, Jatiasih.
Dalam kunjungannya, Ara meninjau lokasi banjir terparah di Perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa, Jatiasih, yang terendam hingga delapan meter dan menyebabkan lumpuhnya aktivitas warga. Ia didampingi oleh Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono serta Kepala BNPB Mayor Jenderal Suharyanto.
“Keluarga Besar Kementerian PKP turut berduka atas musibah ini. Kami berharap warga segera pulih, mendapatkan pelayanan yang baik, dan bisa kembali ke rumah dengan aman,” tutup Ara.
