Rabu, 9 April, 2025

Menko AHY Jajaki Kerja Sama dengan China untuk Pembangunan Tanggul Laut Raksasa

TajukNasional Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY), membuka peluang kerja sama dengan China dalam pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) guna mengatasi ancaman banjir di wilayah pesisir Indonesia.

Hal ini disampaikan AHY saat bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, Ding Xuexiang, di Beijing. Menko AHY menilai bahwa China memiliki pengalaman luas dalam proyek rekayasa infrastruktur berskala besar, terutama dalam pengelolaan wilayah pesisir.

“China memiliki pengalaman dalam sistem pengendalian banjir di Shanghai dan Tianjin Coastal Management Initiative. Kami berharap dapat memanfaatkan bantuan teknis serta dukungan pendanaan dari China untuk merancang dan mengimplementasikan proyek ini,” ujar AHY dalam keterangan tertulis, Kamis (27/3/2025).

Dorong Perluasan Kerja Sama Infrastruktur

Selain membahas proyek tanggul laut raksasa, AHY juga menyinggung kerja sama strategis antara Indonesia dan China dalam proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau Whoosh. Menurutnya, proyek ini telah membawa dampak positif, seperti mempercepat mobilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di koridor Jakarta-Bandung.

Dengan keberhasilan tersebut, AHY menilai perluasan jalur kereta cepat hingga Surabaya merupakan langkah strategis untuk meningkatkan konektivitas nasional.

“Ekspansi koridor kereta cepat Jakarta–Surabaya akan menjadi katalis bagi integrasi ekonomi di Pulau Jawa serta mempercepat pertumbuhan wilayah yang dilalui,” kata AHY.

Dukungan China untuk Transisi Energi dan Industri Nikel

Dalam pertemuan tersebut, AHY juga mendorong kerja sama Indonesia-China dalam transisi energi menuju energi terbarukan. Ia berharap China dapat berkontribusi dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, hingga teknologi penyimpanan energi di Indonesia.

Selain itu, AHY melihat potensi kerja sama di sektor industri nikel dan produksi baterai kendaraan listrik. Mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar kedua di dunia, kolaborasi dengan China yang unggul dalam teknologi baterai dapat mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik nasional.

“Indonesia berkomitmen mencapai Net Zero Emissions pada 2060 serta meningkatkan porsi energi terbarukan dalam jaringan listrik nasional. China, sebagai pemimpin global dalam teknologi energi bersih, dapat memainkan peran penting dalam transisi energi Indonesia,” tutur AHY.

Dengan berbagai peluang kerja sama ini, AHY optimistis hubungan strategis Indonesia-China dapat semakin diperkuat untuk mendukung pembangunan infrastruktur, ketahanan energi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini