TajukNasional Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dijadwalkan berlangsung pada 2025 diprediksi akan menjadi ajang yang memanas dan menarik perhatian publik.
Hal ini dipicu oleh status Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang juga berujung pada pencekalan dirinya ke luar negeri bersama mantan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
“Penetapan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh KPK dan pencekalan ke luar negeri terhadap Hasto serta Yasonna Laoly tentu membuat Kongres PDI Perjuangan menghangat,” ujar pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) dalam keterangan resminya, Jumat (27/12).
Menurut Hensat, Kongres PDIP kali ini menjadi momen penting bagi partai untuk mengevaluasi posisinya menjelang pemilihan umum mendatang.
Publik menanti bagaimana Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan menyikapi arah kebijakan partai di tengah tantangan yang ada.
“Kongres ini menjadi ajang strategis, terutama setelah di 2024 kita melihat Kongres PDI Perjuangan sebelumnya berlangsung hangat, karena untuk pertama kalinya tidak dihadiri Presiden Joko Widodo, yang selama ini disebut sebagai kader terbaik PDIP,” ungkapnya.
Hensat juga menyoroti potensi perubahan besar dalam struktur partai.
“Yang paling ditunggu adalah pidato Megawati Soekarnoputri, serta kemungkinan penggantian Sekretaris Jenderal menggantikan Hasto Kristiyanto,” tambahnya.
Dengan sejumlah isu krusial yang menyelimuti partai, Kongres PDIP 2025 dipastikan menjadi salah satu peristiwa politik yang akan mencuri perhatian masyarakat, terutama di tahun-tahun menuju pemilu.
