TajukNasional Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa pemerintah akan menerapkan pendekatan khusus dalam menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas aksi penolakan terhadap program MBG di Wamena, Papua Pegunungan, yang berujung ricuh.
Dalam aksi yang terjadi pada Senin (17/2), massa juga menuntut pemenuhan fasilitas pendidikan yang layak.
Demonstrasi ini bahkan diwarnai tembakan gas air mata oleh aparat untuk mengendalikan situasi.
“Sedang kita tangani, makanya khusus. Jadi khusus untuk Papua memang sedang kita tangani khusus,” ujar Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).
Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pemberian makanan bergizi gratis, tetapi juga akan memperbaiki fasilitas pendidikan agar anak-anak Papua dapat mengakses pendidikan yang lebih layak.
Pemerintah pusat juga akan menggandeng kepala daerah di Papua untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.
“Kita mau merumuskan supaya kita akan membantu saudara-saudara kita di Papua mengejar ketertinggalan dari berbagai hal. Fasilitas belajar harus diperbaiki,” tambahnya.
Selain itu, Prasetyo mengakui adanya kesenjangan fasilitas kesehatan antara Pulau Jawa dan Papua.
Menurutnya, hal ini menjadi perhatian serius pemerintah, termasuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi di Papua.
Sementara itu, Wakapolres Jayawijaya Kompol I Wayan Laba membenarkan adanya aksi demo yang berakhir ricuh.
Ia menjelaskan bahwa kericuhan terjadi saat polisi mencoba memisahkan kelompok pelajar-mahasiswa dengan kelompok lain yang diduga ingin mengganggu ketertiban.
Massa yang melempari aparat dengan batu dan ketapel memicu polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi.
