Tajukpolitik – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Renanda Bachtar, mengungkapkan pertimbangan objektif sangat diperlukan untuk mengusung figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Ia pun meminta bakal mitra koalisi Partai Demokrat untuk tetap terus mempertimbangkan objektifitas terkait siapa yang akan diusung oleh sebagai capres dan cawapres.
Hal tersebut ia sampaikan menyusul hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 7-11 Januari yang menunjukan elektabilitas Partai Demokrat berada di tiga besar setelah PDI-P, dan Partai Gerindra.
“Hasil survei ini tentunya bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan, dan bekal untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024,” tegasnya, Minggu (22/1).
Menurutnya, Demokrat selalu mengedepankan asas rasionalitas dalam mengusulkan pengusungan capres-cawapres.
“Atau, seperti yang disampaikan Ketum AHY, kalau ingin menang, seluruh mitra koalisi harus mengedepankan objektivitas,” ujar Renanda.
Ia menjelaskan jika AHY memiliki tiga pandangan terkait penentuan capres-cawapres bakal Koalisi Perubahan.
Pertama, memiliki elektabilitas yang tinggi. Kedua, figur yang merepresentasikan perubahan dan perbaikan. Terakhir, menjadi konsensus atau kesepakatan ketiga partai politik (parpol) yakni Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Nasdem.
“Bukan maunya salah satu saja. Jadi, tidak ada yang memaksakan harus si A, atau tidak boleh si B,” tutrnya.
Untuk diketahui, hingga kini Demokrats, PKS, dan Nasdem telah aktif berkomunikasi, serta membentuk tim kecil penjajakan Koalisi Perubahan.
