TajukPolitik – Kader Partai Kebangkitan Bangsa Umar Hasibuan atau yang akrab disapa Gus Umar menilai wacana tiga periode sangat mengerikan.
Hal itu disampaikan Gus Umar dalam akun Twitter pribadinya menanggapi isu wacana perpanjangan masa jabatan Presiden menjadi 3 periode yang kembali mencuat.
“Mengerikan banget andai 3 priode jadi. Pdhl tahapan pemilu sdh dilakukan. Apa ya maunya mrk ini? 2 priode saja sdh mumet gini aplg 3 priode,” ujar Gus Umar dikutip tajuknasional.com, Senin (6/2).
Guru Besar Ilmu Ekonomi Politik Universitas Paramadina, Didik J Rachbini, menyebut buzzer-buzzer hingga relawan tokoh politik tertentu sebagai kecoak dan merupakan hama demokrasi. Hal ini tak lepas dari rongrongan mereka agar ada perpanjangan jabatan presiden menjadi tiga periode.
Didik mengatakan, dalam demokrasi hanya terdapat empat pilar, yakni eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga pers. Menurutnya kehadiran buzzer dan relawan ini juga belum ada di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan baru muncul di era kepemimpinan Joko Widodo.
“Zaman SBY enggak ada, hanya periode ini kecoak-kecoak ini muncul, hama-hama demokrasi muncul dan hidup, dikasih genderang sama media juga,” ungkap Didik dalam sebuah diskusi secara virtual, Minggu (5/2).
Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ikut turun gunung dengan tegas menyatakan masa jabatan presiden hanya dua periode.
Hal itu diungkapkan sendiri oleh Megawati dalam pidato politiknya pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDIP, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
“Jadi kalau sudah mau Pemilu 2024 mbok ya sudah dijalankan dengan baik jangan lalu sepertinya apa ya,” kata Megawati.
Lebih lanjut Megawati mengenang bahwa Presiden Pertama Soekarno pernah dijadikan presiden seumur hidup namun malah dijadikan alasan untuk dilengserkan.
“Ketika Bung Karno dijadikan seumur hidup, no sekarang mendadak-mendadak terus dibuat salah, dilengserkan ini apa mau begitu terus? Apa mau begitu uji coba enggak ada habisnya?” ungkap Megawati.
Kalau sudah dua kali ya maaf ya dua kali aja, bukan Pak Jokowi enggak pintar, ngapain saya jadiin kalau enggak pintar,” tuturnya.