TajukNasional Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan dalam Kabinet Prabowo-Gibran, merupakan sosok muda yang dikenal luas sebagai putra dari Presiden Ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Kristina Herrawati (Ani Yudhoyono). Kiprah AHY dalam dunia militer dan politik telah mengantarkannya ke posisi penting ini, di mana ia diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam sektor infrastruktur dan pembangunan wilayah di Indonesia.
Lulusan terbaik dari SMA Taruna Nusantara dan Akademi Militer (Akmil), AHY juga dikenal memiliki pendidikan yang sangat mumpuni, dengan tiga gelar master dan satu gelar doktoral yang diraihnya dari Universitas Airlangga. Setelah pensiun dini dari karier militernya dengan pangkat mayor, AHY terjun ke dunia politik. Ia pertama kali dikenal publik saat menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017, kemudian menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025. Selain itu, ia juga mendirikan The Yudhoyono Institute, sebuah lembaga think tank yang fokus pada isu-isu strategis.
Pengalaman sebagai Menteri ATR/BPN dan Gebrakan Melawan Mafia Tanah
Sebelum menduduki posisi Menko Infrastruktur, AHY pernah menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di bawah pemerintahan Joko Widodo. Salah satu capaian terbesarnya selama menjabat adalah keberhasilannya memberantas mafia tanah yang sering mengganggu kepastian hukum pertanahan di Indonesia. Selain itu, AHY juga memperkenalkan program sertifikat elektronik, yang dinilai sebagai langkah inovatif untuk mempercepat dan mempermudah administrasi pertanahan.
Tugas Berat Sebagai Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
Sebagai Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, AHY menghadapi tantangan besar dalam menyelaraskan berbagai program pembangunan infrastruktur nasional. Salah satu tugas utamanya adalah melakukan pemetaan ulang atas Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk lima tahun ke depan, memastikan program prioritas seperti pembangunan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung swasembada pangan dapat terlaksana sesuai dengan target yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Tak hanya itu, AHY juga dihadapkan pada tantangan untuk memastikan keseimbangan pembangunan antara desa dan kota. Prabowo-Gibran menargetkan desa-desa di Indonesia sebagai pusat lumbung pangan sekaligus motor penggerak ekonomi melalui konsep desa wisata. Menko Infrastruktur juga harus memperhatikan pembangunan jalan nasional, jalan tol, serta proyek besar lainnya seperti bendungan dan saluran irigasi, yang sangat krusial untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Selain itu, AHY juga harus mengoordinasikan program pembangunan 3 juta rumah setiap tahun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan generasi muda. Program ini menjadi sangat strategis karena bertujuan untuk menyediakan hunian terjangkau di tengah harga properti yang semakin tinggi.
**Fokus pada IKN dan Pembangunan Sumber Daya Air**
Salah satu tantangan lain yang harus dihadapi oleh AHY adalah melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Sebagai ibu kota baru, IKN menjadi simbol masa depan Indonesia. Koordinasi antara Otorita IKN dengan kementerian teknis di bawah kementeriannya menjadi sangat penting untuk memastikan keberhasilan pembangunan tersebut. Selain IKN, kelanjutan pembangunan infrastruktur sumber daya air juga menjadi tugas penting untuk menopang ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah.
Dengan tanggung jawab yang besar dan luas, AHY diharapkan mampu mengkoordinasikan berbagai kementerian teknis dan lembaga terkait di bawah Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Kombinasi antara pengalaman, kemampuan manajerial, dan visi yang jelas, menjadikan AHY tokoh muda yang cocok untuk mengemban posisi penting ini. Kini, tantangan terbesar bagi AHY adalah memastikan bahwa semua target pembangunan dapat dicapai sesuai dengan harapan, sambil tetap menjaga kepentingan masyarakat luas dan meminimalkan potensi konflik yang dapat muncul dari proyek-proyek pembangunan tersebut.