TajukPolitik – Agus Harimurti Yudhoyono, merupakan mantan perwira militer Indonesia yang kini aktif berkiprah dalam dunia politik. Pria yang akrab dipanggil AHY ini merupakan anak Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
AHY lahir di Bandung, Jawa Barat pada 10 Agustus 1978 dan merupakan putra sulung dari SBY dan Ani Yudhoyono. Agus lahir di tengah keluarga militer yang kental dari sang Ayah juga kakeknya, Sarwo Edhi Wibowo yang merupakan tokoh militer Indonesia.
Lahir di balik nama besar ayah dan kakeknya, AHY tenyata juga mampu memiliki prestasi yang gemilang dalam dunia militer. AHY tumbuh dan berkembang dalam wilayah yang berbeda-beda mengikuti perjalanan sang ayah sebagai perwira TNI, mulai dari Bandung, Jakarta. Timor Timur dan Amerika Serikat.
AHY lulus dari SMA Taruna Nusantara pada tahun 1997 dan berhasil meraih Garuda Trisakti Tarunatama Emas yang merupakan predikat lulusan terbaik. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademi Militer (AKMIL).
Dalam Akmil, AHY juga terus mencatatkan prestasi. Ia meraih penghargaan Tri Sakti Wiratama yang membuatnya terpilih sebagai Komandan Resimen Korps Taruna pada tahun 1999. AHY lulus dari Akmil dengan predikat terbaik dan meraih Bintang Adi Makayasa pada Desember 2000.
Lulus dari Akmil, AHY kemudian melanjutkan pendidikan militernya di Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Combat Intel pada tahun 2001 serta bergabung dalam Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Setahun bergabung dalam Kostrad, AHY yang merupakan perwira Brigif Linud 17 Kostrad ditugaskan menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.
Pasca tugas di Aceh rampung, AHY langsung ditunjuk menjadi perwira seksi operasi kontingen Garuda XXIII-A dalam menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Libanon Selatan.
Dalam penugasan ini, AHY menginisiasi program mobil pintar yang membuatnya dianugerahi penghargaan Army Service Distinction Medal dari pimpinan Angkatan Bersenjata Libanon. AHY juga mendapatkan promosi sebagai Komandan Kompi (Danki) di Yonif Linud 305/Tengkorak.
AHY juga sempat mendapat penghargaan sebagai Komandan Kompi terbaik di jajaran divisi Infanteri 1 Kostrad, pada Latihan Gabungan TNI Yudha Siaga di Sangata pada tahun 2008. Pada tahun itu pula AHY diminta oleh Juwono Sudarsono selaku Menteri Pertahanan untuk mendirikan Universitas Pertahanan Indonesia.
Dengan karir militer yang gemilang, AHY kemudian melanjutkan pendidikan militernya di US Army Maneuver Captain Career Course dan berhasil lulus dengan predikat terbaik hingga mendapatkan penghargaan The Order of Saint Maurice dari Pimpinan Infanteri Nasional Amerika.
Ia kemudian kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Kepala Seksi Operasi (Kasiops) di Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad hingga Dosen di Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia.
Ia kemudian kembali ke Amerika untuk mengeyam pendidikan di US Army Command and General Staff College hingga ia lulus dengan predikat Summa Cum Laude. Tak hanya di bidang militer saja, AHY juga tercatat mengantongi tiga gelar master dari universitas ternama.
Master of Science in Strategic Studies di Universitas Teknologi Nanyang tahun 2006, Master in Public Administration dari Universitas Harvard tahun 2010, serta Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University Amerika Serikat pada tahun 2015.
Karir gemilang AHY dalam militer ini harus terhenti saat ia pensiun dini pada tahun 2016. Banyak pihak yang menyayangkan aksinya ini dan menyebut jika karir militer AHY diteruskan mampu membawa kebanggaan dalam dunia militer Indonesia di kancah Internasional.
Jabatan terakhir yang diemban oleh AHY dalam karir militernya yaitu Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kamuning pada tahun 2016.
Debut politik AHY terbilang cukup mengejutkan berbagai pihak. Pasalnya, perwira dengan karir gemilang ini tiba-tiba diusung jadi Calon Gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia berpasangan dengan Sylviana Murni dengan nomor urut pertama dalam pemilihan ini.
Ia juga mendirikan The Yudhoyono Institute serta AHY Foundation yang fokus dalam isu sosial dan kemanusiaan. AHY kemudian menjadi Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada 2018 dan Pemilu 2019.
Pada tahun 2020, AHY terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025 menggantikan SBY pada Kongres ke V Pantai Demokrat.
Menjadi pemimpin sebuah partai besar di usia yang relatif muda, AHY terlihat aktif dalam penggunaan sosial media untuk menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Melalui twitter, AHY kerap menanggapi berbagai keluhan masyarakat terhadap daerah tempat tinggal mereka.
Ia juga nampak menyemangati anak muda dalam meningkatkan produktivitas serta prestasi.
Nama AHY sempat digadang-gadang masuk ke dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Kini menjelang pilpres 2024, AHY kembali digadang-gadang akan diusung oleh Partai Demokrat sebagai Calon Presiden.
Elektabilitas AHY juga disebut meningkat pesat dalam survei terbaru oleh Political Statistics (Polstat). Dilansir bisnis.com, namanya menempati posisi keempat dalam survei Polstat jika Pilpres 2024 hanya diikuti oleh tokoh sentral partai.
Sementara itu, dilansir antaranews, survei CSIS menyebut bahwa 82 responden dari generasi Z dan milenial menyukai partai Demokrat. Hal ini disebut menunjukkan keberhasilan partai yang dipimpin AHY dalam menyalurkan spirit dan energi positif bagi kalangan muda.