Jumat, 9 Mei, 2025

Luhut Sebut Raksasa Tekstil China Siap Investasi di Indonesia, Tunjuk AHY Urus Perizinan Tanah

TajukPolitik – Raksasa tekstil asal China berencana membangun pabrik di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut perusahaan tersebut telah melakukan pertemuan dengannya di kantor Kemenko Marves.

Luhut menyatakan ketertarikannya dengan perusahaan tersebut, terutama terkait perlakuannya terhadap 108 ribu karyawannya. Perusahaan yang belum disebutkan namanya ini berencana membangun pabrik di wilayah Kertajati, Jawa Barat.

“Kemarin misalnya menarik, ada 1 perusahaan garmen, tekstil dari China mau investasi di Indonesia. Tadi pagi dia datang ke saya, saya terima pagi di kantor. Mereka mau buka Industri. Itu pegawainya saya senang, dia bilang ke kami 108 ribu dikasih asrama, dikasih tempat tinggal, kasih rumah. Itu dia mau bangun, kita usulkan tadi pagi di Kertajati, dekat (pabrik) BYD yang dibangun,” ungkap Luhut dalam CNBC MINDialogue: Supply Chain Dynamic in Critical Minerals Geopolitical di Soehanna Hall, Jakarta, Kamis (20/6).

Merespons rencana ini, Luhut langsung menghubungi Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk mengurus perizinan tanah dengan target proses konstruksi akan dimulai bulan depan.

“Saya tanya kapan kamu bisa groundbreaking? Tanahnya kamu selesaikan, kita groundbreaking. Saya bilang oke. Saya telepon sama Menteri ATR Agus. Saya bilang, Eh Gus, kau bisa selesaikan nggak keluarkan status tanah itu. ‘Bisa pak, seminggu’. Ya by the next month kita akan lihat mulai construction,” jelas Luhut.

Selain di Kertajati, rencananya pabrik juga akan dibangun di Sukoharjo, Jawa Tengah. Luhut sempat bertanya kepada investor China mengenai alasan mereka memilih Indonesia. Investor tersebut menyebutkan bahwa pelayanan di Indonesia lebih cepat dibandingkan negara lain, sehingga mereka memutuskan untuk memindahkan basis produksinya ke Indonesia.

“Dia juga mau buka di Sukoharjo. Dia bilang, hei apa yang kamu bikin ini? Dia bilang, saya mau tarik orang investor dari Vietnam masuk kemari. Kenapa kamu tertarik? Lebih menarik kalau kamu layani kami begini cepat. Saya bilang nggak ada masalah. Pokoknya kalau ada masalah, come to us, we’ll fix it, and go to Seto. If you don’t get the solution, come to me,” bebernya.

Luhut menekankan pentingnya responsivitas pejabat pemerintah terhadap minat investasi yang masuk, terutama bagi perusahaan yang berorientasi ekspor. Raksasa tekstil China ini diperkirakan bisa melakukan ekspor senilai US$ 18 miliar per tahun, sehingga Luhut menilai penting untuk memberikan karpet merah bagi mereka.

“Buat kita sekarang, yang penting pejabat di republik ini responsif terhadap investor. Semua kita minta investasi yang berorientasi ekspor. Kalau kita mau tumbuh 6,5% sampai 7%, harus minta kepada investasi berorientasi ekspor. Ini ekspor dia bisa sampai US$ 18 miliar, saya bilang wah ini karpet merah,” tuturnya.

Investor tersebut juga menyebutkan kebutuhan mereka akan air, dan Luhut memastikan bahwa pemerintah akan mencari solusi, seperti mencarikan sumber air di Sukoharjo, Bengawan Solo, atau di Jatiluhur yang memiliki kawasan industri besar.

“Dia bilang perlu air, kita cari di mana tempat air di Sukoharjo, atau Bengawan Solo, atau di Jatiluhur ada industrial gede di sana,” pungkas Luhut.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini