TajukNasional Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan pentingnya hubungan yang erat antara politisi dan akademisi sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan yang rasional dan berbasis data. Pernyataan ini disampaikan AHY setelah berhasil menyelesaikan ujian tertutup doktoralnya di Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis siang (12/9).
Dalam keterangannya, AHY menyoroti bahwa keterlibatan politisi di dunia akademik bukan sekadar simbolis, tetapi memiliki dampak nyata terhadap kualitas kebijakan publik. Menurutnya, kebijakan yang dihasilkan oleh politisi yang jauh dari dunia akademik cenderung bersifat spekulatif dan kurang berbasis data yang kuat. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi keberlangsungan pemerintahan yang efektif dan efisien.
“Saya percaya bahwa politisi harus tetap terhubung dengan dunia akademik, karena jika tidak, kebijakan yang dihasilkan bisa kehilangan rasionalitas dan tidak berbasis data yang akurat. Hal ini berpotensi menimbulkan keputusan yang tidak tepat sasaran,” ujar AHY.
Di sisi lain, AHY juga menekankan pentingnya peran akademisi dalam memberikan masukan yang relevan untuk pengambilan kebijakan. Namun, ia mengingatkan bahwa akademisi yang tidak menjalin kerja sama dengan politisi cenderung hanya menghasilkan wacana teoritis tanpa implementasi nyata. Menurut AHY, akademisi harus mampu mentransformasikan ide-ide dan konsep-konsep yang mereka hasilkan menjadi kebijakan yang bisa diterapkan dan berdampak langsung pada masyarakat.
“Akademisi harus lebih dari sekadar pemikir. Mereka harus bisa bekerja sama dengan politisi untuk menerjemahkan gagasan besar menjadi kebijakan yang relevan dan bisa diaplikasikan dalam pemerintahan. Tanpa itu, ide-ide mereka akan tetap menjadi wacana yang tidak terealisasi,” tambahnya.
Ujian tertutup yang diselesaikan AHY merupakan bagian dari perjalanan panjangnya dalam meraih gelar doktor. Dalam disertasinya yang berjudul *”Kepemimpinan Transformasional dan Orkestrasi Sumber Daya Manusia: Kunci Sukses Menuju Indonesia Emas 2045″*, AHY mengeksplorasi peran kepemimpinan dalam memaksimalkan potensi SDM Indonesia untuk mencapai visi besar Indonesia Emas 2045. Ia memaparkan bahwa kepemimpinan transformasional, yang fokus pada inspirasi dan motivasi, menjadi kunci dalam pengelolaan SDM yang mampu menghadapi tantangan global.
Ujian yang berlangsung selama tiga jam tersebut diikuti dengan hasil yang sangat memuaskan, dengan AHY meraih nilai 97,5. Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan dedikasi AHY terhadap dunia akademik, tetapi juga komitmennya dalam membangun kebijakan publik yang berdasarkan pada penelitian dan data ilmiah yang kuat.
AHY juga menegaskan bahwa kedekatannya dengan dunia akademik tidak akan berakhir setelah ia menyelesaikan studi doktoralnya. Ia akan terus aktif dalam komunitas akademis untuk memperkaya wawasannya dan memberikan kontribusi lebih dalam pengambilan kebijakan di pemerintahan. Menurutnya, dunia akademik dan politik harus saling berkolaborasi untuk menciptakan pemerintahan yang efektif dan kebijakan yang berbasis sains.
“Pencapaian akademis ini hanyalah satu langkah dalam perjalanan saya. Saya akan terus menjaga hubungan erat dengan akademisi, karena saya yakin bahwa kolaborasi ini sangat penting dalam menciptakan kebijakan yang berdampak positif bagi masyarakat,” ungkap AHY.
Dengan latar belakang akademis yang semakin kuat, AHY berharap dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam sektor agraria dan tata ruang yang ia pimpin, serta mengembangkan kebijakan yang lebih efektif dalam pengelolaan sumber daya manusia di Indonesia. Kolaborasi antara politisi dan akademisi, menurutnya, merupakan fondasi penting dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik, terutama dalam menghadapi tantangan global menuju Indonesia Emas 2045.