TajukNasional Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan peran Indonesia dalam pembahasan transformasi pembangunan berkelanjutan pada 2030, serta kontribusi Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di dalamnya. Menurut AHY, SBY pernah terlibat langsung dalam merumuskan agenda pembangunan berkelanjutan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang kemudian dikenal dengan 17 Sustainable Development Goals (SDGs).
AHY menyatakan bahwa transformasi pembangunan berkelanjutan bukan hanya sekadar wacana, melainkan bisa diwujudkan dalam skala global, termasuk pasar dunia pada 2030. Hal ini, menurutnya, membutuhkan aksi nyata dan kerjasama internasional.
“Bagaimana kita bisa aksi bukan hanya berwacana. Sustainable development goals yang dicanangkan bisa terwujud oleh pasar-pasar dunia 2030 tentu bukan sesuatu yang mudah,” ungkap AHY saat mengisi acara International Conference of Unair Postgraduate School 2024, Rabu (11/9/2024).
Lebih lanjut, AHY menjelaskan bahwa pada tahun 2012, Indonesia bersama SBY, perdana menteri Inggris, dan presiden Liberia diminta oleh PBB untuk menyusun agenda pembangunan dunia pasca-2015. Agenda ini kemudian melahirkan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang mencakup berbagai aspek penting.
“Oleh UN (United Nations) diminta ketika itu Bapak Presiden SBY dan perdana menteri dari Inggris dan juga presiden Liberia untuk bisa menyusun bersama apa yang menjadi goals yang kemudian dirumuskan menjadi 17 goals,” jelas AHY.
Beberapa isu penting yang dirumuskan dalam agenda tersebut antara lain pengentasan kemiskinan, memerangi kelaparan, serta peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat global tanpa mengorbankan lingkungan.
“Dan ini semua tantangan kita ke depan bagaimana ekonomi kita maju, makin sejahtera tapi lingkungan tidak dikorbankan karena bagaimanapun ini harus kita jaga bersama-sama,” lanjutnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, AHY menekankan pentingnya pendekatan multidisipliner dan kerjasama lintas sektor. Ia menyebutkan bahwa solusi yang efektif membutuhkan perpaduan berbagai ilmu dan kolaborasi antar-negara serta antar-bidang.
“Tapi merupakan kombinasi sebuah upaya kolektif dan tentunya melepas ego sektoral sehingga mewujudkan solusi yang benar-benar efektif dan tepat sasaran melalui kepemimpinan transformasional dan juga SDM yang dipersiapkan. Saya rasa kita bisa menuju itu semua termasuk mewujudkan Indonesia emas 2045,” pungkas AHY.
Dengan pandangan ini, AHY menegaskan komitmen Indonesia dalam menghadapi tantangan global menuju pembangunan yang berkelanjutan, di mana keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan pelestarian lingkungan tetap dijaga.