Tajukpolitik – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Norwegia tidak diskriminasi terhadap sawit yang berasal dari Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Jokowi saat bertemu Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu (2/6).
Pertemuan ini menjadi ajang diskusi mengenai berbagai isu, termasuk diskriminasi terhadap produk sawit Indonesia. Jokowi meminta Norwegia untuk tidak mendiskriminasi produk sawit RI dan mengharapkan pemahaman yang lebih baik tentang industri ini.
“Tadi Bapak Presiden juga mengajukan banding kepada Norwegia untuk memberikan pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait sawit,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, pada Senin (3/6/2024).
Menurut Siti Nurbaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah mengkritisi kebijakan anti-deforestasi atau EU Deforestation Free Regulation (EUDR) yang diterapkan Uni Eropa. Aturan ini membatasi pembelian produk yang terkait deforestasi dan degradasi hutan, termasuk sawit, karet, dan kopi dari Indonesia.
“Indonesia juga sedang mengkritisi metode inventarisasi lahan yang diterapkan dalam kebijakan ini, dan kami terus bekerja untuk mengatasi masalah ini,” tambah Siti.
EUDR, yang diberlakukan efektif mulai 2024, menuntut konsumen di Uni Eropa untuk tidak membeli produk yang terkait dengan deforestasi. Kebijakan ini berpotensi mengancam ekspor produk hasil perkebunan Indonesia.
Selain itu, Siti Nurbaya juga membahas kemitraan Indonesia dan Norwegia dalam menangani perubahan iklim. Salah satu fokusnya adalah mencapai target Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030 terkait penggunaan hutan dan lahan.
“Dalam pertemuan tadi, juga disampaikan bahwa ada dukungan konkret atau kontribusi aksi iklim dari Norwegia sebesar USD 56 juta, setara dengan 30,2 juta ton karbon,” jelas Siti.
Ia juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam menurunkan emisi karbon sejak 2020 hingga 2023.
Menurutnya, hingga 2023, Indonesia berhasil melampaui target komitmen penurunan emisi karbon yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pertemuan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan serta pentingnya kerjasama internasional untuk mengatasi tantangan iklim global.