PDIP akhirnya mengumumkan bacapresnya untuk Pilpres 2024. Pilihannya jatuh pada Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, kader PDIP, sosok yang memang sudah lama digadang-gadang bakal menjadi capres PDIP. Pengumuman ini disampaikan secara langsung oleh Ketua Umum PDIP, Ibu Megawati Soekarnoputri. Tepatnya di hari Jumat, 21 April 2023, pk.13.45 wib.
Para pendukung Ganjar mungkin merasa lega. Akhirnya, tokoh idola mereka bisa melenggang ke Pilpres 2024. Mendapatkan golden ticket dari PDIP. Karena memang hanya PDIP yang bisa mengusung pasangan capres-cawapres sendiri. Kini, Ganjar setara dengan Anies. Sama-sama berlabel Bacapres. Sama-sama sudah mendapatkan dukungan resmi di atas 20 persen. Berita baik yang memang mereka tunggu-tunggu.
Tapi, tokoh utama perhelatan pengumuman capres itu bukanlah Ganjar. Ganjar, lagi-lagi, hanya menjadi seperti Joko Widodo di 2014. Kader dan petugas partai yang mendapatkan peningkatan tugas sebagai calon presiden, istilah yang dulu juga digunakan ketika 2014 lalu Mega memberikan mandat kepada Jokowi. Penugasan yang diberikan oleh pimpinan tertinggi di partainya, Ketua Umum. Jabatan yang dipegang Megawati Soekarnoputri sejak PDIP dideklarasikan pada tahun 1999.
Seremoni pemakaian kopiah oleh Mega ke Ganjar, dengan Ganjar harus menundukkan kepala dan membungkukkan badannya menyesuaikan jangkauan tangan Mega, membuat simbolisasi itu semakin kuat. Ganjar hanya seorang petugas partai. Harus tunduk pada Ketua Umumnya, kepada partainya. Bukan tunduk kepada Presiden Joko Widodo, sosok yang selama
ini mendorong-dorongnya sebagai capres dengan berbagai instrumen, melainkan harus patuh pada Megawati Soekarnoputri yang memberikan penugasan ini.
Pengumuman pencapresan Ganjar pun diikuti dua pengumuman lain. Prananda Prabowo, anak Mega, yang selama ini menjabat sebagai Kepala Situation Room PDIP, diberikan mandat untuk melakukan monitoring dinamika politik nasional, bagaimana konsolidasi partai dijalankan, dan pemenangan untuk Pemilu 2024. Prananda duduk di sebelah kiri Ganjar, yang diberikan kesempatan duduk tepat di samping kiri Mega.
Sedangkan Puan Maharani Kiemas, anak Mega yang satu lagi, diminta Mega untuk membentuk tim yang dibutuhkan guna memenangkan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif tahun 2024. Puan duduk di samping kanan Mega, tepatnya setelah Jokowi.
Boleh kursi capres milik Ganjar, tapi kanan dan kirinya dua anak Mega yang mendampingi dan mengelola pasukan pemenangan Ganjar. Penegasan Mega-lah dan trah Soekarno yang punya kendali dalam urusan capres di PDIP, bukan sosok lain.
Bagaimana dengan Jokowi? Duduknya Jokowi tepat di sebelah kanan Mega, dan dukungan atas siapapun capres yang ditentukan oleh partainya, PDIP, yang disampaikannya ketika diberikan kesempatan memberikan sambutan, memperkuat pesan yang ingin disampaikan Mega dan PDIP. Parpol-lah organisasi sah yang memegang mandat dari rakyat sesuai dengan Konstitusi untuk menentukan dan mengusung capres dan cawapres, bukan institusi lain. Seakan menampar wajah ketum-ketum parpol tertentu yang terkesan “menyerahkan nasibnya” kepada Joko Widodo dalam penentuan capres dan pembentukan koalisi.
Apalagi, kita tahu, Jokowi tampak kaget dan tidak diberitahukan rencana pengumuman ini sebelumnya. Jokowi bertolak dari Solo di Jumat pagi ke Jakarta, dan kembali lagi ke Solo setelah pengumuman selesai dilakukan di siang hari. Jika memang mengetahui sebelumnya, tentu Jokowi tidak akan mudik dulu ke Solo sebelum pengumuman ini dilakukan.
Kali ini, Mega selaku Ketum PDIP berhasil ambil alih kembali kuasa menentukan capres, yang selama ini coba diperankan oleh Presiden Joko Widodo. Kita harap, pertarungan kekuasaan antar dua elit ini, dan elit-elit lainnya, tidak mengorbankan kepentingan rakyat. Semoga.