TAJUKNASIONAL.COM – Tren konten meme anomali seperti Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappuccina, hingga Bombardino Crocodilo kini marak di berbagai platform digital, khususnya TikTok.
Namun di balik desain karakter unik dan narasi nyeleneh, konten ini mengandung risiko serius terhadap perkembangan anak.
Meme anomali dikenal dengan karakter absurd hasil gabungan antara hewan, manusia, dan benda.
Ceritanya kerap memuat unsur kekerasan, perselingkuhan, hingga penistaan agama—materi yang seharusnya tidak dikonsumsi anak-anak.
Psikolog anak dan remaja Alida Shally Maulinda, M.Psi., dari Sentra Pendidikan Khusus Amadeus, menyebut konten semacam ini bisa menyebabkan anak kebingungan.
“Anak bisa menganggap bahwa karakter seperti ballerina yang jadi cappuccino itu nyata. Ini membingungkan karena mereka berpikir dari konkret ke abstrak,” ujarnya, Jumat (11/7/2025).
Paparan terhadap konten meme anomali juga memengaruhi kemampuan bicara anak.
Beberapa anak mulai meniru gaya bicara robotik dari narasi video.
Selain itu, nilai moral yang salah pun bisa terserap, seperti menganggap kekerasan yang disertai tawa sebagai sesuatu yang wajar.
Psikolog Nanda Erfani Saputri, M.Psi., dari Layanan Psikologi JEDA, menambahkan bahwa konten ini juga berdampak pada fokus dan daya ingat anak karena sifatnya yang cepat dan berlebihan secara visual.
“Anak bisa mengalami sensory overload dan kesulitan mengontrol impuls,” jelasnya.
Ahli neuropsikologi Dr. Taufiq Pasiak juga menyoroti efek jangka panjang pada fungsi otak anak, terutama pada bagian korteks prefrontal yang berperan dalam pengambilan keputusan.
Ia mengingatkan, konten ini merusak struktur berpikir anak karena tidak memiliki plot dan sebab-akibat yang jelas.
Orangtua diimbau lebih aktif mengawasi dan berdialog dengan anak terkait konten digital yang mereka konsumsi.
