Tajukpolitik – Partai Demokrat kembali menggelar aksi cap jempol darah dalam rangka penolakan terhadap langkah yang diambil Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, untuk mengambilalih Partai Demokrat.
Aksi ini kembali dilakukan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi No. 41, Jakarta Pusat, Jumat (23/6).
Wasekjen DPP Partai Demokrat, Renanda Bachtar, mengatakan sebagai bentuk perlawanan, maka hadir kembali dan berikan dukungan dalam ‘Orasi Mimbar Bebas Selamatkan Demokrasi dan Aksi Cap Jempol Darah II’.
Renanda menyebut kader Demokrat akan terus mengawal marwah partai. Ia menuding Moeldoko masih berusaha merebut partai untuk melakukan penjegalan terhadap Anies Baswedan.
“Merespons statement KSP Moeldoko yang menyebutkan ‘biar darahnya habis’ atas aksi cap jempol darah hari Jumat minggu lalu, dan KSP Moeldoko terus berusaha membegal Partai Demokrat yang juga ini jalan untuk membegal Anies Baswedan sebagai Capres dari Partai Demokrat,” tegas Renanda.
Aksi cap jempol darah sebagai bentuk perlawanan terhadap Moeldoko di DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, pertama kali dilakukan pada hari Jumat (16/6) pekan lalu. Massa relawan dan kader mengantre untuk membubuhkan cap jempol darah.
Para relawan membubuhkan cap jempol darah itu di kain putih yang telah disediakan, mereka juga membubuhkan tanda tangannya. Di salah satu sudut, lukisan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpampang bertuliskan ‘No Peace No Justice’.
Sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat hadir di lokasi, seperti Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Sigit Raditya dan Kepala BPJK DPP Partai Demokrat Umar Arsal. Mereka juga membubuhkan cap jempol darahnya.
Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat Sigit Raditya mengatakan partainya berharap MA dapat memberikan putusan yang adil. Jika tidak, kata Sigit, PD akan memperjuangkan keadilan seperti makna tersirat dari lukisan terbaru SBY itu.
“Jadi ini adalah awal dari simpatisan dan kader Demokrat yang selama ini gelisah diombang-ambingkan oleh proses hukum yang tak kunjung selesai. Kami berharap keadilan dari Mahkamah Agung dari proses PK Moeldoko ini, ya jadi mohon ada keputusan yang baik yang seadil-adilnya. Jika tidak maka seperti pesan yang ada di lukisan tersebut, lukisan yang dibuat Pak SBY, kami akan memperjuangkan keadilan sampai dimanapun,” jelas Sigit.