Tajukpolitik – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menilai pernyataan pengamat intelijen, Connie Rahakundini, yang mengatakan bahwa Prabowo Subianto hanya akan menjadi Presiden RI dua tahun saja bertujuan untuk adu domba Jokowi dan Prabowo.
Haidar menyebut pernyataan Connie sangat tendesius dan sangat terlihat berupaya untuk adu domba karena dapat menimbulkan kegaduhan, kerusuhan, kekacauan.
“Jelas tendensius dan politik pecah belah sangat berbahaya terutama di tahun politik yang tensinya memang sudah panas karena dapat menimbulkan kegaduhan, kerusuhan dan kekacauan yang akan berdampak pada terancamnya stabilitas di berbagai bidang,” ujar Haidar, Senin (12/2).
Connie dinilai berusaha merusak elektabilitas Prabowo-Gibran dari dalam dengan isu negatif. Namun, menurut Haidar, cara-cara tersebut tidak akan berhasil.
“Baru-baru ini kan ramai rakyat dibenturkan dengan Jokowi dan Prabowo-Gibran melalui protes para akademisi dan guru besar. Hasilnya mental, demo mahasiswa pun dapat diredam. Bahkan elektabilitas Prabowo-Gibran malah makin naik,” jelas Haidar.
“Karena serangan dari luar gagal, makanya sekarang diserang dari dalam yaitu membenturkan Jokowi dan Prabowo dengan harapan memantik kebencian di antara kedua kubu sehingga dapat dengan mudah dikalahkan. Seperti politik divide et impera zaman kolonial,” sambung Haidar.
Haidar juga menyoroti pernyataan Henry yang berbicara mengenai indikasi atau dugaan ketidaknetralan Polri di Pilpres 2024. Dalam video disebutkan Kapolri mengerahkan fungsi Binmas sebagai instrumen pemenangan pemilu untuk paslon Prabowo-Gibran.
“Narasi ketidaknetralan aparat memang kerap digaungkan oleh kubu pendukung capres-cawapres tertentu. Padahal Kapolri sudah berulangkali menegaskan bahwa institusinya netral,” tegas Haidar.
Bahkan, lanjutnya, Presiden pun sering menyerukan agar ASN, TNI dan Polri menjaga netralitasnya di Pemilu nanti. Sehingga menurut Haidar, apa yang disampaikan oleh Henry mungkin bentuk kepanikan dari salah satu kubu capres-cawapres yang takut kalah.
“Tapi ini dapat mencoreng kewibawaan institusi Polri menggerus kepercayaan dan memupuk kebencian publik,” tegas Haidar.
Untuk diketahui, saat ini viral di media sosial sebuah video berisi pernyataan Connie Rahakundini Bakrie, mengenai isi pembicaraan dirinya dengan Ketua Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani.
Dalam video tersebut, Connie menyebut Rosan mengatakan bahwa Prabowo Subianto hanya akan menjadi Presiden RI dua tahun saja. Kemudian, masa jabatan Presiden akan dilanjutkan Gibran Rakabuming Raka jika menang Pilpres 2024.