Jumat, 25 April, 2025

Jokowi Aktif Bertemu Ketum Parpol, Pengamat Cium Upaya Sistematis Istana Bentuk Koalisi Besar

Tajukpolitik – Keinginan Istana untuk membentuk koalisi besar dalam menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 tampaknya telah tercium. Semua terlihat dari pergerakan Presiden Jokowi yang akhir-akhir ini aktif bertemu Ketua Umum parpol.

Teranyar, Jokowi bertemu dengan lima Ketua Umum parpol, yakni Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, dan Ketum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Tentu saja, semua gelagat yang ditunjukkan oleh Jokowi telah memunculkan spekulasi tentang adanya manuver pihak istana untuk merealisasikan koalisi besar.

Hal tersebut disampaikan oleh Analis Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, Rabu (5/4).

Menurut catatan Jamiluddin, upaya sistematis pihak Istana membentuk koalisi besar diindikasikan dua hal. Pertama, manuver Luhut Binsar Pandjaitan menemui Prabowo Subianto dan Surya Paloh.

“Dua ketum (Gerindra dan Nasdem) ini ditemui Luhut tampaknya untuk menggalang partai politik tetap masuk dalam pusaran Istana,” demikian pengamatan Jamiluddin.

Namun demikian, tampaknya Luhut hanya berhasil menggalang Ketum Gerindra. Sementara Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh,  tetap pada sikapnya untuk mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres 2024 mendatang.

Catatan kedua, jelas Jamiluddin, Presiden Jokowi bermanuver dengan bertemu lima Ketum partai pendukung pemerintah di kantor PAN. Pesan politik yang disampaikan Jokowi, hanya mengamini keinginan para ketua umum parpol tersebut.

Di sisi lain, Koalisi Besar sudah digaungkan terlebih dahulu oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelum pertemuan di kantor PAN. Setali tiga uang, Prabowo mengatakan lima partai politik yang hadir sudah satu frekuensi.

“Jadi, wacana Koalisi Besar ini terkesan memang sudah dirancang Istana. Partai pendukung pemerintah, minus PDIP, sengaja diarahkan untuk meneruskan arah politik yang diinginkan Jokowi,” jelas mantan Dekan IISIP Jakarta ini.

Ia melihat, Jokowi punya harapan lima partai yang terdiri dari Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP sudah membentuk Koalisi Besar dan PDIP akan ikut gerbong.

Di sisi lain, Jamiluddin mengamati, andai PDIP tidak mau bergabung, Istana yakin koalisinya akan kompetitif dalam menghadapi pertarungan Pilpres 2024.

“Tentu manuver itu dilakukan Jokowi dengan abu-abu. Jokowi tentu tidak akan mau frontal berhadapan dengan PDIP, khususnya Megawati Soekarnoputri,” kata Jamiluddin.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini