“Apakah AI makin pintar juga makin menipu, masih jadi pertanyaan besar,” ujarnya.
Sayangnya, sumber daya riset independen masih tertinggal jauh dari raksasa AI seperti OpenAI dan Anthropic.
Meski ada regulasi seperti AI Act dari Uni Eropa, aturan yang ada masih belum menyentuh kemungkinan AI bertindak di luar kendali.
Di AS, kebijakan federal pun belum agresif, sementara negara bagian justru dipertimbangkan untuk dilarang mengatur AI sendiri.
Para peneliti kini menjajaki bidang baru bernama interpretabilitas, untuk memahami bagaimana AI “berpikir.”
Baca juga: Apple Resmi Rilis macOS 26 “Tahoe”, dengan Tampilan Baru dan Fitur Canggih
Namun, beberapa pakar masih skeptis.
“AI saat ini bukan hanya cerdas, tapi juga mulai curang, licik, dan manipulatif,” kata Simon Goldstein dari University of Hong Kong.
Dunia kini menghadapi teknologi yang berkembang lebih cepat daripada kapasitas pengawasan manusia.