Salah satu alasan dominasi baterai LFP adalah karena harganya lebih terjangkau.
Hal ini membuat banyak konsumen lebih memilih mobil listrik dengan baterai jenis ini, tanpa mempertimbangkan teknologi di baliknya.
“Masyarakat belum paham soal jenis baterai, yang mereka lihat hanya harga,” kata Evvy.
Padahal, baterai NCM memiliki keunggulan dalam hal kepadatan energi, tenaga lebih kuat, serta dapat didaur ulang karena mengandung material bernilai seperti nikel, mangan, dan kobalt.
Baca juga: Pemda dan Warga Pulau Gag Dukung Kelanjutan Tambang Nikel, Bahlil Didesak Buka Kembali Operasi
Sebaliknya, baterai LFP berbasis besi tidak bernilai ketika sudah habis masa pakainya.
Mobil listrik asal Tiongkok seperti BYD dan Wuling banyak mengadopsi baterai LFP, sedangkan produsen seperti Hyundai, Toyota, BMW, hingga Mercedes-Benz tetap mengandalkan baterai NCM untuk performa dan keberlanjutan jangka panjang.