Tajukpolitik – Dalam riilisnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2023 sebesar 7,99 juta orang.
Angka yang hampir 8 juta ini tentu saja menggambarkan bagaimana kinerja pemerintahan Jokowi masih buruk untuk mengurangi angka pengangguran.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud menjelaskan jika TPT merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.
Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (7,11%) jauh lebih tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaan (3,42%). TPT perkotaan dan perdesaan memiliki pola yang sama dengan TPT nasional, yaitu turun dibandingkan Februari 2022, masing-masing sebesar 0,5% dan 0,3%.
“Khusus wilayah perdesaan TPT sudah di bawah TPT sebelum pandemi, artinya TPT di wilayah perdesaan pada Februari 2023 kondisinya sudah lebih baik atau sama dengan sebelum pandemi berlangsung,” kata Edy.
Apabila dilihat berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja, TPT pada Februari 2023 mempunyai pola yang hampir sama dengan Februari 2022.
Pada Februari 2023, TPT tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,6%.
Sementara itu, TPT yang paling rendah adalah pendidikan sekolah dasar ke bawah, yaitu sebesar 3,02%. Dibandingkan Februari 2022, penurunan TPT terjadi pada semua kategori pendidikan dengan penurunan terbesar pada kategori pendidikan SMK sebesar 0,78%.
Secara keseluruhan, komposisi angkatan kerja pada Februari 2023 terdiri atas 138,63 juta orang penduduk yang bekerja dan 7,99 juta orang pengangguran.
Dari angka-angka statistik tersebut dapat dijelaskan jika sebenarnya pemerintahan Jokowi sampai sekarang belum berhasil mengatasi pengangguran yang masih tinggi. Dengan angka 7,99 juta tentu saja bukan angka yang sedikit.
Padahal, dalam kampanye nya, Jokowi berjanji akan menciptakan 10 juta lapangan pekerjaan. Namun, dalam kenyataan hal tersebut urung dilakukan. Buktinya, pengangguran masih banyak.