Tajukpolitik – Ekonom Faisal Basri membantah data Presiden Jokowi yang menyebut tidak ada ekspor biji nikel per 1 Januari 2020. Faisal menyebut jutaan biji nikel dari dalam negeri sebenarnya diekspor ke Tiongkok.
Hal tersebut ia sampaikan dalam podcast Bambang Widjojanto bertajuk “Soal Hilirisasi Nikel, Faisal Basri Bongkar Data di Sini!”, yang dikutip oleh redaksi Tajukpolitik.com, Senin (14/8).
Faisal menuturkan berdasarkan data International Trade Centre (ITC) tercatat, setidaknya 5,3 juta ton biji nikel diekspor ke negeri tirai bambu. Dengan kata lain, terjadi dugaan penyelundupan jutaan ton biji nikel yang diekspor oleh Indonesia ke China.
“Sumbernya dari mana? dari ITC, enggak perlu kita tanya Bea Cukai China, jadi di Internasional Trade Center (ITC) itu ada datanya. Data tahun 2020 masih mengalir biji nikel China, ini yang formal loh, ada di data formalnya 3,993 juta ton, 4 juta ton lah ya, persisnya 3.993.000 ton. Nah 2021 masih ada 839 ribu ton. Tahun 2022, 1.870.000 ton. Kalau dijumlah 5,3juta (ton),” jelas Faisal.
Faisal menyebut pihaknya sudah menyerahkan data dugaan penyelundupan jutaan biji nikel yang diekspor ke Tiongkok tersebut langsung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga Kementerian terkait, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
“Saya sudah share ke KPK juga, sudah sampaikan setidaknya ke 2 Menteri secara langsung. Tatkala bertemu, saya kasih dokumen kertasnya, fisiknya, supaya diskusinya lancar. Dengan Pak Luhut saya bertemu tahun 2021 November. Saya tunjukkan data selundupannya,” tegas Faisal.
Namun begitu, ia menyayangkan Kemenko Marvest justru berkilah atas adanya dugaan penyelundupan jutaan biji nikel ke Tiongkok. Anak buah Luhut, berkilah bahwa itu bukan penyelundupan, melainkan masa transisi.
“Stafnya deputinya mengatakan belum tentu selundupan boleh jadi ini transisi, kan diumumkan tahun 2020 mungkin ada transisi, waktu diumumkan nikelnya sudah di pelabuhan, gitu-gitu lah. Tapi intinya menyangkal penyelundupan itu,” sesal Faisal.
Padahal, lanjut Faisal, data yang dimilikinya sama dengan data Kemenko Marvest. Yakni dari Internasional Trade Center (ITC) itu ada bahwa tercatat biji nikel telah diekspor Indonesia oleh ke Tiongkok.
Meskipun ironis, pada Badan Pusat Statistik (BPS) justru tidak ada sama sekali data ekspor biji nikel Indonesia ke Tiongkok.