Tajukpolitik – Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf, mendorong adanya law enforcement untuk disiplinkan siswa.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi X DPR RI bersama Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/11).
Dede mengatakan dalam rangka penegakan disiplin siswa juga sepakat dan setuju bahwa masalah konseling ini harus ada, tetapi harus melibatkan orang tua, karena masalah terbesar ini justru datang dari keluarga.
“Dalam berbagai kesempatan saya selalu mengatakan kenapa banyak anak-anak sekarang larinya ke gadget sebab waktu kecil kalau kita kan dibedong, kalau kita nangis dulu digendong, dinyanyiin. Nah, kalau sekarang kan begitu kalau anak nangis dikasihnya HP. Jadi akhirnya anak-anak menemukan dunianya melalui gadget,” jelas Dede.
Akibatnya, dialog antara orang tua, siswa dan guru pun menjadi minim. Dede menyebut dirinya sudah melakukan pengecekan di beberapa sekolah swasta yang lumayan baik dan bagus selalu menghadirkan orang tua secara berkala dan melakukan dialog dengan guru.
“Konselor disitu masuk fungsinya. menceritakan ini loh proses perkembangan anak. Jadi, itu tidak saya temukan di sekolah-sekolah di daerah. Sehingga ketika ada anak yang ditegur dan ini saya sering menemukan kepala sekolah mengeluhkan bahwa ketika ada siswa yang ditegur kemudian siswa itu dipanggil oleh Kepala Sekolah,” ungkap Dede.
Ia menceritakan setelah dipanggil Kepala Sekolah, dan kebetulan orang tua siswa tersebut berasal dari ormas, besoknya bisa digeruduk ormas.
“Oleh karena itu, kita perlu memberikan law enforcement. Contonya adalah orang Indonesia jalan-jalan ke Singapura aja tidak berani merokok, buang sampah sembarangan tidak berani karena tahu ada law enforcement,” tegas Dede.