TajukPolitik – Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Sartono Hutomo merespons rencana Presiden Jokowi yang akan impor beras sebanyak 500 ribu ton.
“Sedulur ingatkan janji pak Jkw 2014 Swasembada pangan dalam waktu 3 tahun akan tercapai ,terus apa hasilnya sekarang lur..?” ujar Sartono dalam akun twitternya yang dikutip tajuknasional.com, Kamis (8/12).
Sedulur ingatkan janji pak Jkw 2014 Swasembada pangan dalam waktu 3 tahun akan tercapai ,terus apa hasilnya sekarang lur..? https://t.co/ZjVyKpSQdJ
— Sartono Hutomo (@SartonoHutomo) December 8, 2022
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) sudah menandatangani izin impor 500 ribu ton beras.
Izin tersebut merupakan hasil rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
“Ratas memutuskan bidang pangan ada Bapanas, dipimpin Menko, dan bapak Presiden diputuskan kita harus menambah cadangan Bulog, tetapi dibeli di luar negeri,” ujarnya , Rabu (7/12).
“Saya sudah teken surat perintah keputusan ratas, surat dari Menko, surat dari Bulog, meminta agar diizinkan itu untuk impor didatangkan beras 500 ribu ton,” lanjutnya.
Hanya saja, saat ini beras tersebut belum resmi masuk ke Indonesia.
Zulhas mengatakan masuknya beras impor tersebut tergantung dari kebutuhan dan keadaan stok di gudang Perum Bulog.
Perihal Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan impor beras sebanyak 200 ribu ton, Zulhas tidak menampik.
Menurutnya mungkin yang dibutuhkan sebanyak 200 ribu ton.
“Saya tekennya 500 ribu, saya tandatangan. Mungkin perlunya 200 ribu ton. Yang tahu kan Bulog,” ujarnya.
Adapun alasan dari impor beras 500 ribu ton, Zulhas mengungkap karena Kementerian Pertanian tidak bisa memenuhi pasokan yang dibutuhkan Bulog. Padahal sudah diberikan waktu lebih dari 6 hari kerja.
“Saya diminta mendampingi Mentan membeli beras itu, 6 hari kerja belum dapat, ditambah lagi 6 hari kerja belum dapat, ditambah lagi 6 hari kerja belum dapat. Stok kita lama-lama menipis,” tuturnya.
Sementara itu Kementerian Pertanian enggan menanggapi keputusan impor beras 200 ribu ton untuk menambah cadangan di gudang Bulog. Saat ditemui seusai rapat dengan Komisi IV DPR, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memilih bungkam.
“Aku enggak bicara impor. Oleh karena itu, tadi tidak ada yang kita singgung,” ucapnya saat ditemui di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 7 Desember 2022.
Syahrul berdalih pihaknya merujuk pada data Badan Pusat Statistik. Dia pun berkukuh bahwa Indonesia mengalami surplus beras–bahkan tahun ini adalah surplus yang paling tinggi ketimbang tahun-tahun sebelumnya. “Kita himpun data secara digital dari pelaporan bupati,” ujarnya.