TAJUKNASIONAL.COM Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, A. Muhaimin Iskandar, mengingatkan bahwa di balik kesuksesan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai sistem jaminan sosial terbesar di dunia, Indonesia masih menyisakan pekerjaan rumah yang serius. Ia menyoroti tingginya angka kepesertaan yang tidak aktif (nonaktif).
Dalam Peringatan Hari Universal Health Coverage (UHC) Dunia 2025 di Jakarta, Jumat (12/12/2025), pria yang akrab disapa Cak Imin ini memaparkan data bahwa sekitar 20,38 persen atau setara dengan 53 juta peserta JKN saat ini berstatus tidak aktif. Padahal, kehadiran negara melalui JKN telah terbukti krusial dalam menopang ekonomi keluarga.
“Jaminan kesehatan nasional terbukti menjadi instrumen perlindungan sosial yang mampu mencegah jutaan keluarga jatuh ke dalam kemiskinan akibat biaya kesehatan,” tegas Muhaimin.
Baca Juga: Raih Skor Tertinggi SPI KPK, Muhaimin Iskandar: Anggaran Kemenko PM Anti Bocor
Secara statistik, JKN diklaim berhasil menurunkan beban pengeluaran kesehatan masyarakat hingga 70 persen. Untuk menutup celah kepesertaan nonaktif tersebut, Muhaimin mendesak adanya percepatan inovasi digital. Ia menekankan pentingnya penggunaan telemedicine dan integrasi data fasilitas kesehatan agar akses layanan tidak hanya luas secara kuantitas, tetapi juga berkualitas.
Muhaimin juga mengaitkan keberlanjutan JKN dengan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang berfokus pada kesehatan generasi muda. Menurutnya, ekosistem sekolah sehat dan pemenuhan gizi adalah kunci masa depan.
Menutup pidatonya, Muhaimin mengajak seluruh elemen bangsa memperkuat gotong royong agar Indonesia bisa menjadi model global dalam penerapan UHC.
“Indonesia harus terus melangkah maju dengan keyakinan bahwa masyarakat yang sehat adalah fondasi menuju bangsa yang maju,” pungkasnya.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI



