Jumat, 24 Oktober, 2025

Menteri LH Hanif Faisol Tegaskan Restorasi Gambut Jadi Fondasi Ketahanan Iklim Nasional

TAJUKNASIONAL.COM Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa restorasi gambut merupakan pilar penting dalam kebijakan ketahanan iklim nasional.

Menurutnya, upaya tersebut bukan sekadar pekerjaan teknis, melainkan strategi besar untuk menjaga keseimbangan ekologi, sosial, dan ekonomi Indonesia.

“Restorasi gambut bukan sekadar pekerjaan teknis, melainkan fondasi ketahanan iklim nasional,” ujar Menteri LH sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq, dikonfirmasi dari Jakarta, Kamis (23/10).

Hanif menjelaskan, keberhasilan program restorasi gambut harus melibatkan ilmu pengetahuan dan kearifan lokal secara bersamaan.

Baca Juga: Menteri AHY Temui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Bahas Prioritas Kementrian ATR/BPN

Ia menilai, masyarakat yang tinggal di kawasan gambut bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga pengelola ekosistem yang berperan langsung dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Keberhasilan restorasi lahir ketika ilmu pengetahuan berpadu dengan kearifan lokal, ketika masyarakat bukan hanya penerima manfaat, tetapi pengelola ekosistemnya,” tambahnya.

Disampaikan usai menghadiri AsiaFlux Conference 2025 di Riau pada Rabu (22/10), Hanif mengungkapkan bahwa selama satu dekade terakhir Indonesia telah merehabilitasi lebih dari 24,6 juta hektare lahan, termasuk 4,16 juta hektare ekosistem gambut yang berhasil dibasahi kembali.

Pemerintah juga telah membangun 45 ribu sekat kanal serta melakukan penanaman kembali spesies tanaman asli khas lahan gambut.

Upaya tersebut diperkuat dengan pendekatan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) dan sistem digital SiPPEG (Sistem Informasi Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut) yang memantau kondisi gambut secara aktual dan berbasis data.

Baca Juga: Andre Rosiade Minta Kementrian BUMN Copot Direksi dan Komisaris Ikut Timses

“Pendekatan berbasis data itu berpadu dengan kearifan lokal, menciptakan tata kelola adaptif yang selaras dengan kondisi sosial dan ekologi di lapangan,” terang Hanif.

Ia juga menekankan bahwa restorasi gambut kini berkembang menjadi gerakan kolaboratif nasional.

Melalui Program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG), sebanyak 1.100 desa telah berpartisipasi aktif dalam pengelolaan ekosistemnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini