TAJUKNASIONAL.COM Rencana damai Trump untuk Gaza menuai respons sinis dari warga Palestina.
Proposal 20 poin yang disampaikan pada Senin (29/9/2025) itu dianggap gagal menyentuh akar persoalan dan tidak menawarkan solusi nyata bagi penderitaan rakyat Gaza.
“Jelas bahwa rencana ini tidak realistis,” ujar Ibrahim Joudeh (39), seorang programmer asal Rafah yang kini tinggal di kamp pengungsian zona kemanusiaan Al Mawasi, Gaza selatan, kepada awak media.
Ia menilai syarat-syarat dalam proposal hanya menguntungkan Israel dan tak mungkin diterima oleh Hamas.
Rencana damai tersebut mencakup gencatan senjata, pembebasan sandera oleh Hamas, pelucutan senjata kelompok bersenjata, hingga penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.
Baca Juga: Timnas Israel Terancam Dilarang FIFA, Presiden AS Donald Trump Lakukan Intervensi Diplomatik
Trump juga mengusulkan pembentukan otoritas transisi pascaperang yang dipimpin dirinya, serta pengerahan pasukan internasional sementara.
Namun, proposal itu menegaskan bahwa Hamas dan kelompok bersenjata lain tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Gaza.
Bagi banyak warga Gaza, isi proposal itu hanya menambah kekecewaan.
Abu Mazen Nassar (52), pengungsi dari Gaza utara, menyebut rencana tersebut sebagai manipulasi politik.
“Ini semua manipulasi. Apa artinya menyerahkan semua tahanan tanpa jaminan resmi untuk mengakhiri perang? Kami tidak akan menerima lelucon ini,” katanya.
Baca Juga:Profil Tony Blair, Eks Perdana Menteri Inggris yang Disebut Bakal Pimpin Pemerintahan Transisi Gaza
Sementara itu, sebagian kecil warga masih menyimpan harapan tipis. Anas Sorour (31), pedagang kaki lima dari Khan Yunis, mengatakan dirinya optimistis.
“Tidak ada perang yang abadi. Semoga kali ini momen kebahagiaan itu datang, membuat kita melupakan rasa sakit dan penderitaan,” ujarnya.
Namun, sikap itu tak mewakili mayoritas.
Najwa Muslim (29), ibu rumah tangga asal Kota Gaza, justru mengaku kehilangan kepercayaan pada semua kesepakatan damai.
“Kalau ada niat nyata untuk menghentikan perang, mereka tidak akan menunggu selama ini. Saya tidak mempercayai kata-kata mereka,” tegasnya.
Ironisnya, pada hari yang sama saat rencana damai diumumkan, serangan Israel kembali menewaskan sedikitnya 30 warga Gaza, menurut data Badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas.