Rabu, 13 Agustus, 2025

Lima Jurnalis Al Jazeera Tewas di Gaza, Sorotan pada Minimnya Perlindungan Pers

TAJUKNASIONAL.COM – Lima jurnalis Al Jazeera tewas pada Minggu (10/8) malam akibat serangan terarah Israel terhadap tenda tempat mereka bekerja di Gaza City.

Korban adalah Anas Al-Sharif (28), Mohammed Qreiqeh (33), Ibrahim Zaher (25), Mohammad Noufal (29), dan Moamen Aliwa (23). Peristiwa ini kembali menyoroti lemahnya perlindungan bagi jurnalis di wilayah konflik tersebut.

Reporters Without Borders (RSF) menyebut Palestina sebagai salah satu wilayah paling berbahaya bagi jurnalis. Dalam laporan mereka, sekitar 200 jurnalis tewas di Gaza dalam 18 bulan terakhir akibat serangan Israel.

Tekanan juga datang dari Otoritas Palestina, terutama di Tepi Barat, sehingga jurnalis kerap menjadi korban pelanggaran dari kedua belah pihak.

Padahal, Undang-Undang Dasar Otoritas Palestina (amandemen 2003) menjamin kebebasan pers. Pasal 27 menyatakan bahwa kebebasan media, baik audio, visual, maupun tulisan, serta kebebasan individu yang bekerja di bidang ini, dilindungi oleh undang-undang.

Sensor media dilarang, dan tindakan seperti penangguhan, penyitaan, pembatalan, atau pembatasan hanya dapat dilakukan berdasarkan undang-undang dan putusan pengadilan.

Namun, dalam praktiknya, perlindungan ini sering berbenturan dengan kepentingan politik. UU Kejahatan Siber 2017, misalnya, membatasi kebebasan berekspresi.

Di Gaza, perpecahan politik antara Hamas dan Fatah membuat Dewan Legislatif tidak lagi memproduksi regulasi baru sejak 2007.

Sejak 7 Oktober 2023, jurnalis di Gaza menghadapi tekanan ganda: ancaman dari Hamas dan tuduhan Israel bahwa mereka bagian dari kelompok tersebut.

Situasi ini diperburuk oleh blokade, kekerasan, kampanye hitam, dan ancaman langsung terhadap keselamatan mereka—seperti yang dialami Anas Al-Sharif.

Dalam sebuah unggahan di X, media nasional Israel @ArutzSheva_En menuduh Al-Sharif sebagai kepala sel teroris Hamas yang menyamar sebagai jurnalis, dan bertanggung jawab atas serangan roket terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF. Tuduhan tersebut segera dibantah oleh Al Jazeera.

Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini