KPK periksa Bobby Nasution menjadi sorotan publik usai Topan Obaja Putra Ginting, sosok ASN Medan yang dijuluki “ketua kelas”, terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedekatan Topan dengan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, memicu spekulasi luas soal keterlibatan nama besar lainnya dalam kasus dugaan korupsi ini.
1. Sosok Topan Ginting dan Julukan “Ketua Kelas”
Topan dikenal luas di kalangan ASN Pemkot Medan dan Pemprov Sumut.
Ia mendapat julukan “ketua kelas” karena kedekatannya dengan Bobby Nasution.
Penangkapan Topan dalam OTT oleh KPK membuka dugaan jaringan korupsi yang lebih luas.
“Topan bukan orang biasa. Julukan ketua kelas itu melekat karena hubungannya dengan Bobby,” ujar salah satu ASN Medan.
2. Dorongan KPK Periksa Bobby Nasution
Desakan agar KPK periksa Bobby Nasution semakin kuat dari berbagai pihak. Berikut dua pernyataan penting:
🔸 Boyamin Saiman (MAKI):
“Kalau Bobby tidak dipanggil dalam waktu dua minggu, KPK akan saya gugat praperadilan.”
🔸 Asep Guntur Rahayu (Direktur Penyelidikan KPK):
“Kami akan panggil Bobby. Kami minta keterangan, apa dan bagaimana sehingga uang ini bisa sampai ke tersangka.”
Desakan ini menunjukkan pentingnya transparansi dan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua pihak yang terkait.
3. Investigasi Aliran Dana dan Peran PPATK
KPK bekerja sama dengan PPATK untuk:
Melacak aliran dana suap dari Topan ke pihak lain.
Mengidentifikasi siapa saja penerima dana.
Membuka kemungkinan keterlibatan aktor politik lainnya.
Pemeriksaan ini menjadi uji konsistensi KPK dalam menjalankan penegakan hukum tanpa pandang bulu.
Baca Juga: Batas Usia Capres-Cawapres Digugat, Setara Institute: Hanya jadi Nafsu Kuasa Keluarga Jokowi
Publik menunggu langkah tegas KPK. Pemeriksaan terhadap Bobby Nasution bukan sekadar tuntutan, melainkan wujud harapan atas penegakan hukum yang adil dan transparan. Kasus ini menjadi ujian besar bagi integritas KPK dalam menindak tegas korupsi di daerah.