TajukNasional Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Herman Khaeron, menanggapi pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sebagai silaturahmi dalam semangat Idul Fitri 1446 Hijriah. Ia mengimbau agar pertemuan tersebut tidak selalu ditarik ke ranah politik.
“Silaturahmi ini jangan selalu dipandang dalam perspektif dan langkah politik,” ujar Herman saat dikonfirmasi, Kamis (10/4/2025).
Menurutnya, silaturahmi memiliki makna luhur dalam adat dan budaya bangsa Indonesia, terlebih dalam momentum hari raya.
“Pertemuan ini seharusnya dimaknai sebagai sikap luhur dan sangat baik yang dijalankan oleh Presiden Prabowo sebagai pemimpin seluruh rakyat Indonesia,” ucapnya.
Herman menegaskan bahwa Presiden Prabowo memahami pentingnya menjaga keutuhan hubungan antartokoh bangsa. Ia menilai hal ini menjadi fondasi penting dalam pembangunan nasional dan upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Presiden memahami betul bahwa persatuan dan keutuhan antar tokoh bangsa adalah fondasi penting bagi pembangunan nasional,” tuturnya.
Terkait kemungkinan PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus usai pertemuan tersebut, Herman enggan berspekulasi lebih jauh. Ia menekankan bahwa hal tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan Presiden Prabowo sebagai pemimpin koalisi.
“Itu sepenuhnya menjadi otoritas Presiden Prabowo,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, di kediaman Megawati di kawasan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin (7/4/2025) malam. Pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam itu disebut sebagai ajang silaturahmi Hari Raya Idulfitri.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut suasana pertemuan berlangsung hangat, akrab, dan kekeluargaan. “Banyak hal yang dibahas dalam suasana santai dan penuh keakraban,” kata Dasco.
